Ada saja gangguan kesehatan disaat hamil. Berikut macam-macam gangguan kesehatan saat hamil yang membutuhkan tindakan, pahami dulu resikonya sebelum mengambil tindakan operasi:
1. Usus buntu
Penyakit usus buntu adalah peradangan atau pembengkakan usus buntu (apendiks). Menurut journal of the American board of family medicine usus buntu merupakan salah satu penyebab paling umum yang terjadi pada saat kehamilan dan kira-kira 1 dari 1500 kehamilan.
Operasi
Menurut Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG (K) dari Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta, operasi usus buntu boleh dilakukan disemua usia kehamilan, karena sudah termasuk dalam gawat darurat, jika tidak segera dioperasi akan menyebabkan kematian pada Ibu hamil. Letak usus buntu memang tidak terlalu dekat dengan rahim, jadi aman untuk dilakukan tindakan. Dampak pada ibu dan janin tidak ada. 2. Lasik
Lasik atau Laser-Assisted In-situ Keratomileusis merupakan sebuah tindakan pembedahan penglihatan yang dilakukan untuk memperbaiki kelaninan mata. Biasanya terfokus pada masalah rabun dekat (hyperopia), rabun jauh (Miyopia), dan mata silinder (astigmatism).
Rabun dekat (Hyperopia)
Rabun dekat atau hyperopia merupakan gangguan yang terjadi pada mata sehingga penderita tidak dapat melihat objek dari dekat dengan jelas. Penyebab rabun dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, namun terfokus di belakang retina.
Rabun Jauh (Miyopia)
Rabun jauh atau miyopia merupakan gangguan yang terjadi pada mata, sehingga menyebabkan objek yang letaknya dekat akan terlihat lebih jelas sedangkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur.
Silinder (astigmatism)
Mata silinder terjadi karena kornea mengalami ketidaksempurnaan bentuk. Seharusnya kornea memiliki bentuk cembungan yang sempurna dan menyerupai lengkungan. Pada mata silinder biasanya penderita mengalami penglihatan kabur dan terbayang karena bentuk lensa mata yang tidak cembung secara sempurna.
Operasi
Menurut Dr. dr. Ali, bahwa operasi lasik boleh saja dilakukan, karena merupakan operasi lokal, artinya operasi kecil yang hanya diberikan obat bius di area kecil dari bagian yang akan dioperasi. Risiko setelah operasi dan dampak pada janin tidak ada.
3. Benjolan
Benjolan atau dalam medis dikenal dengan lipoma merupakan sel lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot. Lipoma paling sering ditemukan di leher, paha bagian atas, lengan atas, dan ketiak, namun hal ini bisa saja tumbuh di bagian tubuh lainnya.
Operasi
Menurut dr. Rully Ayu Nirmalasari Sp.OG, dari rumah sakit Hermina Daanmogot, Jakarta, jika keluhannya tidak mengancam nyawa atau tidak gawat darurat sebaiknya ditunda saja setelah melahirkan. Meskipun risiko yang terjadi pada janin dan ibu tidak ada.
4. Kista Ovarium
Kista ovarium merupakan kantong berisi cairan yang terbentuk dalam ovarium. Dalam organ reproduksi wanita memiliki dua indung telur (ovarium), terletak pada bagian kanan dan kiri rahim. Menurut Centers for Disease control and Prevention (CDC), AS, kebanyakan wanita pramenopause mengalami kista ovarium, dan sebanyak 14.8% wanita pascamenopause ditemukan memiliki kista ovarium.
Kista ovarium fungsional
Kista ini merupakan tipe yang paling umum dan tidak berbahaya. Bahkan kista fungsional ini dapat hilang dengan sendirinya.
Kista patologis
Kista patologis bisa saja tumbuh dan bersifat kanker jinak dan ganas.
Operasi
Menurut dr. Rully Ayu, biasanya dokter akan menilai terlebih dahulu apakah dapat terpuntir atau tidak. Karena jika kistanya terpuntir lebih membahayakan. Jadi sebelum terpuntir, lebih baik segera mengambil tindakan operasi. Namun ada beberapa syarat jika dilakukan tindakan, tapi intinya jika plasenta sudah terbentuk sempurna maka dapat dilakukan operasi. Risiko komplikasi bisa infeksi dan nyeri. Namun dapat dicegah dengan pemulihan di rumah setelah operasi perawatan luka bekas operasi, penuhi dengan protein dan kalori tercukupi untuk merangsang pertumbuhan sel baru, mobilisasi harus baik, olahraga yang tidak berat seperti jalan kaki.
5. Bedah mulut
Masa kehamilan akan mengalami berbagai perubahan hormon. Jika tidak menjaga kebersihan maka akan berdampak pada kesehatan mulut, timbulnya keluhan pada gigi.
Sakit Gigi
Sakit gigi saat hamil diakibatkan adanya perubahan hormon. Selama perubahan hormon, sistem kekebalan tubuh juga terganggu dan kurangnya melindungi tubuh dari bakteri yang menyebabkan penyakit gigi.
Operasi
“Dari data statistik, prosedur operasi paling sering dilakukan yaitu pembedahan dental (11,3%). Untuk melakukan tindakan operasi, Anda harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Jika harus diatasi dengan operasi, maka pasien harus diberikan obat terlebih dahulu. Risikonya, jika saat operasi mengalami nyeri akan membuat kontraksi maka harus diberikan analgetik. Jika sudah dilakukan pencabutan masih terjadi perdarahan, hal ini akan membahayakan apalagi sudah terjadi infeksi,” ujar dr. Rully Ayu. (DEN)