Kontraksi dapat terjadi kapan saja selama kehamilan dan pada umumnya terjadi sebagai tanda persalinan. Namun banyak juga ibu hamil mengalami kontraksi sebelum waktu persalinan.
Ada beberapa jenis kontraksi yang terjadi pada ibu hamil: kontraksi palsu atau Braxton Hicks, kontraksi prematur, dan kontraksi persalinan. Menurut March of Dimes, organisasi nonprofit yang memperjuangkan kesehatan ibu dan anak di Kanada, Anda perlu mengenalinya satu persatu jenis kontraksi ini agar mampu mengendalikan dan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
KONTRAKSI PALSU
Kontraksi rahim di kehamilan usia dini, di trimester pertama, normal bila hanya timbul sesekali. Kabar baiknya, ini merupakan pertanda bahwa kehamilan terletak di rahim (bukan di luar rahim atau kehamilan ektopik). Kontraksi ini bisa juga terjadi karena dipengaruhi aktivitas hormon oksitosin yang kelak membantu merangsang refleks pengeluaran ASI di saat bayi telah lahir.
Braxton Hicks digambarkan sebagai rasa kencang atau kram ringan di bagian bawah perut dan tidak memicu pembukaan rahim. Biasanya ditandai dengan:
- Terjadi di trimester kedua atau ketiga.
- Frekuensi dan polanya acak.
- Berhenti setelah Anda mengubah posisi tubuh.
- Tidak terjadi pendarahan.
- Ketuban tidak pecah.
Atasi dengan…
Rileks dengan mengubah posisi tubuh, berbaring pada posisi yang paling nyaman, berjalan-jalan santai di sekitar rumah, dan banyak minum air putih.
KONTRAKSI PREMATUR
Menurut webmd.com, kontraksi prematur bisa jadi tanda ibu hamil harus melahirkan sebelum waktunya (terjadi di usia kehamilan kurang dari 37 minggu), si ibu mengalami masalah kesehatan, atau dipengaruhi faktor lain.
Atasi dengan…
Segera periksakan ke dokter kandungan, karena bila tidak ditangani secara medis, kontraksi ini sangat rawan untuk menyebabkan masalah-masalah kesehatan lainnya dan memicu bayi lahiran prematur.
KONTRAKSI PERSALINAN
Biasanya terjadi mendekati hari persalinan dan rasanya mirip seperti kontraksi palsu. Yang membedakan adalah:
- Terjadi di usia kandungan di atas 37 minggu.
- Semakin lama pola, jarak, dan frekuensinya semakin intens dan meningkat. Misalnya kram terjadi selama 30-70 detik setiap 5-7 menit sekali dan jaraknya semakin dekat.
- Meski Anda mengubah posisi tubuh, kram tidak juga mereda atau hilang.
- Rasa sakit tidak hanya di bagian perut, tapi juga punggung dan panggul. Ada yang menggambarkannya seperti kram menstruasi atau kram diare.
- Ada bercak darah saat kontraksi dan sekitar 1-2 hari sebelum kontraksi Anda mungkin akan menemukan lendir merah muda atau keputihan yang disertai darah.
- Ketuban pecah.
Atasi dengan…
Segera hubungi dokter kandungan Anda dan ceritakan yang Anda alami. Waspadai jika Anda mengalami ini:
- Pendarahan hebat.
- Ketuban pecah dan kebocoran terus-menerus.
- Kontraksi kuat setiap 5 menit selama 1 jam.
- Pergerakan bayi kurang dari 10 kali dalam kurun waktu 2 jam.
Ester Sondang