Caesar + Angkat Miom: Bisa dengan Pertimbangan Mioma uteri adalah tumor jinak pada dinding otot rahim. Merupakan penyakit khas wanita, yang dapat menyebabkan wanita sulit hamil. Pada wanita yang berhasil hamil, adanya miom berukuran besar -di atas 5 cm- dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti kelainan letak janin, kelahiran prematur, ketuban pecah dini, dan kontraksi rahim yang sering dirasakan.
Selain itu, miom juga perlu diangkat, karena bisa berpotensi menjadi tumor ganas atau kanker. Persalinan sesar dapat dilakukan sekaligus sambil mengangkat miom dan kista. Namun sebelumnya dokter akan melakukan sejumlah pengkajian, meliputi:
- Risiko pembedahan, berupa terjadi perdarahan yang bila tidak dapat diatasi bisa berlanjut pada pengangkatan rahim bahkan kematian ibu.
- Tingkat kesulitan pengangkatan miom.
- Kemampuan teknik dokter yang bersangkutan.
- Ketersediaan darah sebagai pencegahan terjadinya perdarahan.
Caesar + Tummy Tuc: Tidak Boleh Tummy tuc adalah tindakan estetika “tarik perut” dengan prosedur membuang kelebihan lemak untuk memperbaiki bagian perut yang menggelambir, agar kulit lebih kencang. Tindakan ini biasanya disertai prosedur liposuction atau sedot lemak guna pembentukan tubuh. Caesar plus tummy tuc? Baik dokter kandungan maupun dokter spesialis bedah plastik tidak menyarankan karena :
1. Terlalu berisiko. Menurut Dr. Enrina Diah, Sp.BP, Spesialis Bedah Plastik dan Kraniofasial Klinik Estetika Ultimo, Jakarta, meski tummy tuc hanya butuh waktu 2-4 jam, dilakukan pada dinding otot dan kulit, serta tidak berhubungan dengan organ tubuh, namun saat dilakukan sedot lemak akan dimasukkan cairan untuk membantu mengeluarkan lemak. Memasukkan cairan pada kondisi tubuh pascahamil yang masih banyak mengandung cairan, akan berpengaruh pada organ vital seperti jantung. Selain itu, ada pula risiko perdarahan dan infeksi.
2. Hasilnya tak optimal. Kondisi otot perut yang masih melar tidak akan membuat hasil tummy tuc memuaskan. Saat tummy tuc akan dilakukan pengencangan otot rectus -otot yang melintang pada perut- dan pembuangan kulit berlebih yang memerlukan insisi horizontal di atas pubis. Ini tidak bisa dilakukan secara radikal, karena pada dasarnya otot perut akan mengencang kembali pascapersalinan.
3. Menghambat pemberian ASI eksklusif dan merawat bayi. Luka sayatan pascatummy tuc sangat besar, mulai dari panggul kanan ke kiri, terutama bila dilakukan full tummy tuc yang melibatkan pengencangan otot perut dan pengurangan lemak dan kulit. Dengan luka sebesar itu, pasti ibu tidak nyaman menyusui dan merawat bayi.
4. Biaya semakin tinggi.
Caesar + Pasang AKDR: Bisa
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD adalah alat kontrasepsi berupa kumparan kecil sepanjang 3 cm yang dimasukkan oleh dokter ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
AKDR dapat dipasang pada saat ibu bersalin, baik sesar maupun per vagina, namun sejumlah dokter menyatakan tindakan ini berisiko menyebabkan keluar atau lepasnya AKDR, sebab pascabersalin rahim ibu akan melakukan involusi atau mengecil kembali ke ukuran semula, sehingga AKDR yang terpasang pada fundus (puncak) rahim berpeluang lepas. Namun pendapat berbeda dinyatakan oleh ahli medis dan penelitian berikut ini:
- Bila ujung AKDR diletakkan tepat di fundus uteri, maka kemungkinan ekspulsi atau keluar spontan sangat kecil -Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG(K)
- Pemasangan AKDR tipe CuT380 pada persalinan pervaginam dan operasi ceesar, merupakan prosedur yang aman, efektif dan dapat ditoleransi - Penelitian Monika, Hanafi Waskito dan Hary Tjahjanto dari Bagian Obgin RS Dr. Kariadi/FK Undip Semarang , 2009-2010. - Pemasangan AKDR saat operasi caesar tidak meningkatkan risiko komplikasi, selain itu ekspulsi AKDR sangat rendah. - Penelitian Hermawan H dan Madjid TH dari Bagian Obgin RS Hasan Sadikin/FK Unpad Bandung, 2010.
Caesar + Tubektomi: Boleh
Tubektomi adalah metode kontrasepsi operatif untuk mencegah kehamilan, dengan cara mengikat saluran telur atau tuba falopii. Prinsipnya adalah menghalangi telur melewati saluran telur sehingga tidak terjadi pembuahan oleh sperma. Ada beberapa cara tubektomi, salah satunya yang dianggap praktis adalah dilakukan berbarengan dengan operasi sesar, karena:
- Jenis anestesinya sama, bisa spinal atau bius total.
- Ibu dalam keadaan tidak hamil -bayi sudah dilahirkan.
- Tindakannya sama-sama dilakukan dokter obgyn berkolaborasi dengan dokter anestesi.
- Sesudah operasi ibu tidak perlu khawatir risiko kehamilan.
- Tidak ada risiko spesifik yang muncul karena dilakukan berbarengan dengan caesar. Risiko yang ada, seperti operasi lainnya, terutama berkaitan dengan anestesi.
Dokter juga bisa tanpa sengaja merusak ligamen peritoneal selama operasi, sehingga mengakibatkan menurunnya produksi hormon dan menopause dini. Potensi komplikasi lain yang sangat jarang adalah kehamilan ektopik dan gangguan menstruasi.
Sesar + Operasi Usus Buntu: Bisa dengan Pertimbangan
Operasi usus buntu atau apendiktomi adalah tindakan pengangkatan usus buntu –organ berbentuk tabung kecil dan tipis berukuran 5-10 cm yang terhubung di usus besar atau tempat tinja terbentuk- yang dilakukan jika usus buntu mengalami pembengkakan dan peradangan (apendisitis). Operasi usus buntu dapat dilakukan bersamaan dengan operasi caesar jika diagnosa usus buntu bertepatan dengan waktu persalinan ibu.
- Prosedur anestesinya sama.
- Sama-sama tindakan operatif pada abdomen.
- Aman, tidak meningkatkan risiko maupun lama waku tinggal ibu di rumah sakit pascaoperasi.
- Pengangkatan usus buntu dilakukan setelah bayi dilahirkan.
Pada kasus ibu didiagnosa mengalami usus buntu sebelum tiba waktu bersalin, maka operasi usus buntu tidak bisa ditangguhkan untuk menunggu jadwal caesar. Sebab operasi usus buntu merupakan tindaan darurat. Segera dioperasi jauh lebih aman daripada menunggu, guna menghindari risiko pecahnya usus buntu atau penyebaran infeksi lebih luas, yang dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. (DEN)
Pascamelahirkan dimulai sejak bayi lahir sampai 8 minggu sesudahnya. Banyak perubahan besar terjadi, yang membuat orang tua baru kebingungan. ... read more