Memberikan ASI eksklusif menjadi hak setiap ibu. Namun, bagaimana bisa memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi bila ruang perawatan ibu di rumah sakit dengan bayinya saja terpisah. Agar tak salah pilih, berikut 9 tanda rumah sakit yang mendukung ASI eksklusif:
- Memiliki kebijakan tertulis tentang pemberian ASI yang selalu dikomunikasikan secara rutin kepada seluruh staf/petugas pelayanan kesehatan.
- Melatih seluruh staf/petugas pelayanan kesehatan untuk terampil mengimplementasikan kebijakan untuk pemberian ASI kepada bayi. Topik yang perlu disampaikan kepada ibu, yaitu :
• Keuntungan menyusui.
• Resiko bila tidak menyusui/menggunakan ASI pengganti.
• Mekanisme menyusui.
• Bagaimana membantu ibu untuk memulai dan mempertahankan proses menyusui.
• Bagaimana mengkaji proses menyusui ibu.
• Bagaimana membantu ibu yang mengalami kesulitan menyusui.
• Kebijakan menyusui dalam hal fasilitas kesehatan. - Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang manfaat memberikan ASI kepada bayi dan beberapa info lain seperti :
• Pentingnya rawat gabung atau rooming in
• Pentingnya pemberian ASI semau bayi atau tanpa memberikan batasan waktu dan frekuensi.
• Bagaimana menyakinkan ibu bahwa ASI-nya cukup/sesuai dengan kebutuhan bayi. - Membantu ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada 30 menit pertama paska kelahiran.
- Menunjukkan kepada ibu bagaimana cara memberikan ASI dan bagaimana untuk tetap mempertahankan proses menyusui meski ibu harus dirawat terpisah dari bayi.
- Tidak memberikan makanan atau minuman lain selain ASI kepada bayi, kecuali ada indikasi medis.
- Melakukan rawat gabung atau rooming in (ibu dan bayi dalam 1 kamar) sebagai upaya ibu selalu bersama dengan bayinya selama 24 jam.
- Mendorong ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi, tanpa ada pembatasn waktu dan frekuensi.
- Tidak memberikan instrumen lain seperti dot atau empeng kepada bayi untuk mendapatkan ASI