Demam berdarah dengue perlu diwaspadai, bukan hanya karena risikonya saat terinfeksi namun juga efek jangka panjangnya. Foto Ilustrasi: Pexels.
The European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) menyebut, Indonesia berada di posisi keempat kasus demam berdarah terbanyak dengan jumlah 125.888 kasus. Dan berdasarkan catatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), tahun 2022 tercatat sebanyak 131.265 kasus DBD dengan angka kematian 1.183 orang.
Tahun ini, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI mencatat, per 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus DBD di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan 124 kematian.
Efek jangka panjang DBD seperti apa?
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang menyebar melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Gejala DBD muncul 4-10 hari setelah gigitan nyamuk pembawa virus.
Perjalanan infeksi DBD memiliki tiga fase, yaitu demam, kritis, dan penyembuhan. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa DBD dapat meninggalkan efek jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Apa saja, sih?
Kelelahan berkepanjangan
Banyak pasien melaporkan kelelahan berkepanjangan setelah sembuh dari DBD. Berdasarkan catatan dalam
Saudi Journal of Medical and Pharmaceutical Science, gejala
Post Dengue Fatigue Syndrome (PDFS) adalah hal yang umum terjadi pada pasien DBD pasca-penyembuhan. Terlebih pada orang dengan masa kritis yang akut, PDFS dapat berlangsung beberapa minggu hingga pulih total.
Kerusakan organ
Dilansir dari laman web Siloam Hospital, kasus DBD yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ seperti hati dan jantung.
Gangguan sistem imun
Infeksi dengue juga diketahui dapat melemahkan sistem imun dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi lain. Pasien yang baru pulih dari DBD berisiko lebih mudah terinfeksi penyakit lain.
Masalah mental dan psikologis
Menurut International Journal of Mental Health Systems, pasien yang pernah mengalami DBD berisiko mengalami gejala depresi, kecemasan, gangguan mood, dan stres yang lebih tinggi. Beberapa rumah sakit di luar negeri bahkan memasukkan layanan konseling bagi mantan pasien DBD.
Arthralgia dan myalgia
Nyeri sendi (
arthralgia) dan nyeri otot (
myalgia) merupakan gejala umum selama DBD yang dapat berlanjut setelah fase akut berlalu. Ini bisa menjadi masalah kronis yang mempengaruhi mobilitas dan kenyamanan pasien kelak kemudian hari.
Penulis: Ghina Athaya
Baca juga:
Demam Berdarah Selalu Ada, Waspadai Gejalanya pada Anak
Mengentaskan Stunting dengan SPBE dan Bantuan USG
Flu Singapura Kembali Menyebar, Cegah dengan Prokes