Kerinduan untuk mengunjungi orang tua di kampung halaman setiap lebaran, kini terbalas tuntas. Setelah hampir 3 tahun masa pandemi di rumah saja, pemerintah memberikan izin mudik.
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa masyarakat yang akan melakukan mudik lebaran harus memenuhi syarat, yaitu sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak 2 kali dan vaksin booster. Namun bila bepergian ke luar negeri, karantina di dalam negeri setelah kembali dari luar negeri tidak diperlukan lagi, tetapi wajib tes swab PCR. Bila hasilnya negatif, diizinkan keluar bandara. Tetapi bila hasilnya positif, pelaku perjalanan akan ditangani oleh Satgas COVID 19.
Saat ini Kementrian Perhubungan masih menunggu surat edaran (SE) dari Satgas Penanganan COVID 19. Presiden mengatakan bahwa masyarakat boleh mudik karena sampai 22 Maret 2022 penanganan pandemi COVID 19 di Indonesia terus membaik.
Bunda dan ayah yang akan mengajak anak mudik, agar mudik Lebaran bersama anak berjalan lancar, lakukan beberapa hal berikut ini sebagai persiapan.
Membangun suasana gembira dan bahagia di antara Anda dan pasangan sebagai orang tua, dan juga balita. Penting untuk selalu menjaga suasana menyenangkan ini sebelum dan selama mudik lebaran. Orang tua harus bisa nyaman dengan dirinya sendiri. Sebab, selama pergi berlibur, anak-anak cenderung berperilaku tidak seperti biasanya. Mungkin anak jadi lebih rewel dan sering menentang. Orang tua harus menyiapkan diri untuk lebih sabar menghadapi perubahan sikap dan perilaku anak seperti ini. Itu sebabnya, sebisa mungkin jagalah keharmonisan hubungan dengan pasangan. Sedapat mungkin, siapkan mindset Anda untuk tidak diganggu urusan pekerjaan, sehingga Anda bisa benar-benar total having fun!
Bagaimana dengan persiapan fisik? Apakah perlu membawa balita terlebih dahulu ke dokter sebelum berangkat? Kalau balita selama ini sehat-sehat saja, tidak perlu dibawa ke dokter! Anda perlu menjaga kesehatannya agar dia tetap sehat saat di perjalanan berangkat. Untuk antisipasi, cukup bawa peralatan P3K, karena selama perjalanan dan di tempat tujuan anak akan sangat aktif bereksplorasi. Jadi, kemungkinan untuk terjatuh, tergores, terluka atau elergi, akan lebih besar. Bawa juga obat penurun panas dan obat anti kejang. Kalau kebetulan balita menjalani terapi khusus, bawa obat-obatan atau vitamin yang harus diminumnya.
Makan tetap nomor satu. Ya, urusan makan selama di perjalanan maupun di kota tujuan, selalu menempati urutan paling atas! Sebab, jangan lupa, untuk bisa menikmati acara mudik, Anda sekeluarga tentu butuh tenaga atau energi. Dan, satu-satunya sumber energi adalah dari makanan.
- Patuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker untuk bunda dan ayah, juga balita usia di atas 2 tahun. Siapkan hand santitizer di tas Anda terutama bila Anda naik kendaraan umum seperti kereta api atau kapal terbang. Bila Anda mengendarai mobil sendiri, sediakan juga air yang cukup dan sabun cuci tangan.
- Bawalah makanan-makanan kecil yang padat kalori. Contohnya, kue, roti, atau makanan buatan sendiri. Juga, susu, dan buah-buahan. Tujuannya, untuk mengantisipasi bila sulit mendapatkan makanan yang sesuai atau yang disukai anak, atau kalau anak enggan makan karena asyik bereksplorasi. Dengan memberikan bekal makanan tersebut sebagai selingan, tubuh anak akan tetap mendapatkan energi, sekali pun jadwal makannya mungkin bergeser atau berubah.
- Risiko pergeseran jadwal makan memang sering tak terelakkan. Selama perjalanan, penerapan jadwal makan seharusnya agak fleksibel, tidak sekaku seperti kalau di rumah. Kalau di perjalanan mampir menginap di hotel, urusan sarapan lebih mudah karena sudah tersedia. Anak-anak boleh memilih sendiri menunya. Prinsipnya waktu makan tersebut bisa diganti. Misalnya, kalau jadwal makan siangnya bergeser, anak bisa diberi makanan pengganti berkadar gizi tinggi, seperti kue, roti, buah, cokelat, atau makanan lainnya.
Penting diperhatikan adalah kebutuhan gizi dan juga total kalori yang dibutuhkan anak sehari-hari untuk beraktivitas, harus selalu dipenuhi agar anak pulang dalam kondisi tetap sehat. (me)