Kisah Rempah FDII 2025: Saat Dongeng Menyatukan Cerita dan Rasa Nusantara
FDII 2025 hadir dengan tema “Kisah Rempah”, menghadirkan pendongeng dunia dan menghidupkan kembali tradisi bertutur Nusantara.... read more
Olive oil atau minyak zaitun selama ini identik dengan kuliner Eropa-Mediterania, misalnya pada hidangan Italia, Spanyol, atau Prancis. Sulit membayangkan minyak zaitun bisa bersanding dengan hidangan Indonesia yang umumnya berbumbu tajam dan meriah. Rasanya kok, tak cocok!
Ah, siapa bilang begitu? Chef Marinka mencoba mendobrak anggapan itu melalui kampanye ‘The Bertolli Way dan Tantang Kami Untuk Menggunakan Olive Oil dalam Masakan Indonesia’ pada 31 Juli lalu di Jakarta. Meski tak hadir langsung, Chef Marinka dan ‘lifestyle guru’ Gwedoline Winarno (putri tokoh kuliner Bondan Winarno) menyiapkan dua resep masakan Indonesia dengan menggunakan Bertolli Extra Light Tasting Olive Oil, yaitu Perkedel Jagung dan Ca Daging Sapi Lada Hitam. Dimasak berdua oleh Gwendoline dan Arletta Danisworo yang merangkap sebagai MC acara, ternyata hasilnya jauh dari mengecewakan. Aroma dan citarasa minyak zaitun justru membuat masakan jadi semakin lezat.
Bertolli adalah merek minyak zaitun kenamaan asal Tuscany, Italia, yang sudah berusia lebih dari 150 tahun, dan sudah cukup lama masuk ke pasar Indonesia. “Indonesia memiliki budaya kulner yang sangat kaya. Melalui kampanye ini Bertolli ingin menghadirkan keseruan dalam memasak masakan tradisional Indonesia, sekaligus menambahkan manfaat kesehatan, karena minyak zaitun memiliki kandungan minyak sehat (monosaturated fatty acids atau MUFA) hingga 77%,” kata Giullermo Romeu, Manajer Area Bertolli untuk wilayah Asia.
Memang tak semua varian minyak zaitun cocok untuk masakan Indonesia. Untuk itu, Bertolli mengeluarkan 3 varian minyak zaitun, yaitu Extra Virgin, Classico, dan Extra Light. “Untuk masakan Indonesia cocoknya pakai Classico dan Extra Light. Classico yang mild tasting cocok untuk menumis, sedangkan varian Extra Light bisa digunakan untuk menggoreng dan memanggang, karena sudah melewati proses penyulingan, memiliki titik didih hingga 200?C, dan aroma buah zaitunnya lebih ringan,” kata Gwendoline.
Teks dan foto: TS
