Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2010, sekitar 14% anak Indonesia mengalami obesitas. Salah satu penyebabnya adalah pola pemberian nutrisi makan yang tidak benar, seperti asupan gula tambahan yang berlebihan.
“Gula tambahan adalah pemanis yang mengandung banyak kalori, seperti sirup jagung padat, sukrosa dan sirup glukosa padat,” jelas
Dr.dr.Fiastuti Witjaksono, MSc, Ms, Sp.GK, dari Departemen Ilmu Gizi FKUI dalam sebuah seminar Anmum di Jakarta (23/2).
Dr.Fiastuti menambahkan gula tambahan memiliki beban Indeks Glikemik (GI) dan Glikemik (GL) tinggi yang dapat membuat berat badan anak naik dengan cepat serta kerusakan pada pankreas. GI adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu jenis pangan. Sedangkan GL adalah sistem peringkat untuk kandungan karbohidrat dalam porsi makanan berdasarkan GI dan ukuran porsi.
WHO merekomendasikan, asupan gula tambahan pada anak usia 1-3 tahun tidak melebihi 10% dari total energi /hari atau 4-5 sendok teh dan 5-8 sendok teh untuk anak 3 tahun ke atas. Kunjungi situs http://www.cekgula.com untuk menghitung gula tambahan pada susu anak. (me)