Wah, malasnya saat dokter menyarankan Anda menggunakan pil KB. Selain membayangkan repotnya harus mengonsumsi pil setiap hari karena Anda termasuk pelupa, adanya efek samping pada tubuh juga membuat Anda enggan menggunakan pil. National Institute of Health bahkan mencatat hanya 13,6% wanita yang menggunakan pil KB di Indonesia. Padahal, jika Anda simak fakta berikut, bisa jadi Anda tak ragu lagi menggunakannya.
Mitos 1: Membuat gemuk
Faktanya: Kini pil KB menggunakan estrogen berdosis rendah yang menyerupai hormon alami di tubuh Anda yang mencegah terjadinya penumpukan cairan sehingga berat badan pun tetap stabil.
Mitos 2: Memicu jerawat
Faktanya: Menurut Maria Munoz, MD dari Department of Obstetrics & Gynecoloy University of North Carolina, AS. hampir semua merek pil kombinasi estrogen dan progestin membuat kulit lebih halus, bahkan membantu mengatasi jerawat walau butuh waktu beberapa minggu, karena pil KB akan menurunkan kadar androgen dalam tubuh sehingga menekan produksi minyak.
Mitos 3: Rahim jadi kering
Faktanya: Mary Jane Minkin, MD dari Yale University School of Medicine, AS memastikan pil KB tidak mengganggu kesuburan. Memang, hormon yang ada pada pil KB membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk sepenuhnya keluar dari tubuh, makanya Anda akan disarankan menghentikan kontrasepsi hormonal sekitar 6 bulan sebelum merencanakan kehamilan. Sesudah 3 bulan, proses ovulasi akan kembali terjadi.
Mitos 4: Bikin moody
Faktanya: Dilansir dari Cleveland Clinic, pil KB dengan drosperinon—gabungan estrogen dan progestin—akan mencegah fluktuasi hormon secara berlebihan, sehingga Anda terbebas dari perasaan sensitif selama PMS.
Mitos 5: Gairah seksual menurun
Faktanya: Kandungan estrogen dan progestin dalam pil KB akan mengikat hormon androgen di dalam tubuh sehingga mengurangi gairah seksual. Namun, penurunannya hanya sedikit dan gairah tak hanya dipengaruhi oleh hormon, melainkan juga mood Anda.
(RIN)
BACA JUGA
Efek Minum 5 Pil KB Sekaligus
Pil Kontrasepsi untuk Memancing Kehamilan