Cara Terbaik Cepat Hamil
Sudah 9 bulan istri saya mengonsumsi suplemen asam folat, tapi belum juga hamil. Apa yang bisa kami lakukan agar ia cepat hamil?... read more
Bunda pasti sudah mengetahui jika poop bisa menjadi indikator kesehatan anak. Anda dapat mengetahuinya dari tekstur, warna dan seberapa sering anak melakukannya. Jika ada yang tak sesuai dengan 'aturan mainnya' tentu rasa was-was dan panik seketika melanda. Seperti salah satu Bunda yang menyampaikan keresahannya pada Ayahbunda ini.
"Apakah anak (1,5 tahun) saya menyerap makanan dengan baik jika setiap ada makanan masuk, ia BAB, bahkan sampai 3 kali setiap hari?"
DR.Dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K), konsultan gastroenterohepatologi anak menyampaikan, kondisi tersebut adalah normal dialami anak usia 1,5 tahun. Hal ini terjadi karena adanya refleks gastrokolika (refleks tubuh yang bekerja ketika lambung diisi yang menyebabkan usus besar akan terangsang dan menimbulkan sensasi ingin buang air besar) yang masih kuat. Refleks gastrokolika inilah yang menyebabkan setelah anak makan, langsung buang air besar (BAB).
"Terkait dengan apakah makanan yang masuk dapat diserap dengan baik atau tidak, hanya dapat diketahui dengan memeriksa tinja ke laboratorium dan melihat kurva pertumbuhan anak. Bila hasil dari keduanya baik, maka tidak ada masalah pada anak Bunda. Jika ada masalah, Anda perlu konsultasi kembali dengan dokter anak," tambah dr. Hanifah.
Meski frekuensi BAB anak tergolong sering, itu bukan berarti makanan yang baru saja ia makan langsung dikeluarkan karena umumnya makanan membutuhkan waktu 3-4 jam untuk di proses dalam sistem pencernaan.
Lalu jika demikian, apakah ini bisa menjadi penyebab berat badan anak sulit naik? Dilansir dari idai.or.id, dr. Muzal Kadim, Sp.A (K) dari Departemen IKA FKUI-RSCM menyampaikan jika BAB setelah makan tidak menyebabkan penurunan berat badan, penurunan berat badan tersebut bukan di dasari atas penyerapan makanan oleh usus. Maka yang harus Anda lakukan adalah mencari penyebab lain yang mendasarinya.
Selama berat badan anak tetap naik, orang tua tidak perlu khawatir. Yang perlu diketahui adalah konsistensi feses. Konsistensi feses tergantung dari makanan, apakah cukup serat, cukup cairan. Bentuk feses normal juga perlu diperhatikan. Konsistensinya haruslah seperti pasta, seperti pisang yang agak lunak, atau seperti sosis.
Apabila konsistensinya seperti bubur atau lebih lunak lagi maka kondisi tersebut disebut disebut diare, sedangkan konsistensinya yang bergumpal-gumpal, atau seperti kerikil merpakan pertanda terjadinya gangguan pencernaan yang disebut konstipasi.
Tetaplah cermat dalam memperhtikan perubahan feses anak. Jangan segan untuk langsung berkonsultasi dengan dokter anak apabila ada hal yang Anda ragukan! (Wita Nurfitri)
Baca Juga:
Ini Penyebabnya Frekuensi Pup Bayi Berkurang
Tak Perlu Sayur Dalam MP-ASI
6 Tanda Balita Siap Toilet Training
Sudah 9 bulan istri saya mengonsumsi suplemen asam folat, tapi belum juga hamil. Apa yang bisa kami lakukan agar ia cepat hamil?... read more
Hidrosefalus kongenital dapat disebabkan infeksi, antara lain sitomegalovirus, toksoplasmosis dan rubela. Untuk pencegahan, lakukan konsultasi sebelum kehamilan (preconception health care), termasuk m... read more
Sering mengenakan panty liner berpotensi membuat vagina lembab.Sirkulasi udara di daerah yang tertutup menjadi kurang, sehingga daerah tersebut jadi lembab. ... read more