Belajar Berteman Sambil Bermain

 

Balita bisa belajar banyak tentang perilakunya sendiri ketika bermain bersama. Teman adalah cermin bagi anak.

Di usia ini, perkembangan bermain anak beralih dari bermain paralel menuju bermain bersama. Itu sebabnya, teman bermain sangat penting dalam hidup si 4 tahun. Menjadi teman dan punya teman bermain berarti:
  • Anak belajar bekerja sama dan berbagi.
  • Saling meminjamkan mainan dan tertawa bersama.
  • Membagi diri untuk teman dan berani bernegosiasi untuk setiap peran yang ditawarkan, tawar menawar tanpa ngambek atau memukul bila tidak suka.
  • Mengembangkan keberanian dan posisi sederajat. Anak-anak yang hanya ingin bermain dengan anak lain yang lebih besar atau dengan orang dewasa, atau bahkan yang lebih muda, tak punya kedudukan sepadan dengan teman seusianya. Anak berkembang menjadi penakut.
Anak yang ditolak teman sebaya atau tak punya teman, secara emosi dan kesehatan mentalnya berisiko mengalami gangguan. Masalah selanjutnya adalah putus sekolah, berperilaku menyimpang, tidak naik kelas, sulit beradaptasi di sekolah dan berpandangan negatif terhadap sekolah. Jadi, anak yang tak punya teman punya riwayat pendidikan  sangat buruk.

Bermain bersama teman perlu diajarkan. Misalnya, diawali dengan membiasakan menatap mata anak ketika mengajaknya bicara. Jika anak terlalu asyik dengan mainannya Anda dapat mulai dengan  menyebut namanya dan menyentuh pundaknya.  Dengan cara ini anak menyadari bahwa dalam interaksi perlu penghargaan terhadap lawan main yang ditunjukkan dengan kontak mata dan saling bicara.

Biasakan si 4 tahun mengutarakan alternatif kegiatan untuk membiasakannya kreatif dalam mengutarakan inisiatifnya. Namun, biasakan pula anak untuk mengalah atau membiarkan anak lain menyatakan keinginan melakukan suatu permainan. Anak pun terampil membaca situasi, kapan ia bisa mengajukan inisiatif kegiatan dan kapan harus mengalah.

 



Artikel Rekomendasi