Gangguan pada perkembangan yang mengakibatkan anak (sejak lahir atau beberapa bulan setelah lahir) mengalami kelambatan dan penyimpangan dari pola perilaku normal pada 3 area perilaku:
• Hubungan sosial dan interaksi.
• Bahasa dan komunikasi.
• Kegiatan dan minat.
Penyebab:
1. Cedera otak di bagian yang berperan memroses informasi sosial atau area fusiform yaitu area untuk bisa mempersepsi wajah. Pada anak normal yang diberi gambar wajah, respon pada area otak ini aktif. Sedangkan pada penyandang spektrum autisme, area ini pasif.
2. Genetis yang menampilkan gejala-gejala:
• Tidak ada kontak mata.
• Butuh kesamaan dan terstruktur (mengulang-ulang).
• Resisten terhadap perubahan.
Gejala pada bayi. Gejala ringan bisa dikenali. Gejala yang lebih berat bisa dikenali pada usia 18 bulan sampai 36 bulan. Itu sebabnya orang tua harus memantau sungguh-sungguh perubahan yang terjadi pada anak. Bila gejalanya sudah terlihat sejak usia 12 bulan atau kurang, bisa diambil tindakan untuk menguranginya.
Gejala awal mudah diketahui karena tampak berbeda dengan bayi normal. Bayi dengan spektrum autisme tampak manis, tenang dan tidak penuntut. Ia menarik diri, tidak mencari perhatian dan tidak bergerak untuk meraih mainan yang ada di dekatnya. Kebanyakan orang tua salah memahami hal ini. Bayi dengan karakteristik seperti ini memang lebih mudah dirawat, tapi gejala ini perlu diwaspadai. Perhatikan tanda-tanda ini:
• Salah satu gejala awal adalah bila bayi tidak menatap mata Anda atau tidak mencari sumber suara saat namanya dipanggil.
• Tidak memberi respons senyum.
• Tidak berekspresi terhadap apa yang Anda lakukan.
• Tidak berusaha bicara (babbling atau mendekut).
• Secara visual, bayi tidak tertarik pada apa pun yang melintas di depan matanya.
Gejala pada batita:
• Sulit menyampaikan kebutuhannya.
• Tiba-tiba berhenti untuk berusaha bicara.
• Bermasalah dalam mengembangkan keterampilan bicaranya.
Penyandang spektrum autisme mengalami masalah:
1. Tidur. Biasanya insomnia. Itu sebabnya orang tua anak penyandang autisme biasanya kurang tidur.
2. Makan. Masalah makan dan pencernaan sehingga orang tua cemas dibuatnya. Picky eater dan resisten dengan menu makanan baru. Orang tua harus dilatih mengelola perilaku ini untuk mengurangi stres di dalam keluarga.
3. Penginderaan. Terjadi pelemahan pada pemrosesan inderawi seperti pencecap, penciuman, penglihatan dan pendengaran. Situasi ini kerap tidak terdeteksi, sehingga hanya bisa dilihat dari perilaku. Misalnya anak marah karena mencium sesuatu yang bagi orang lain bukan masalah.
Beberapa spektrum autisme
Autisme klasik, autisme dengan kesulitan interaksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal, berperilaku mengulang dan minat yang obsesif, misalnya berminat pada dinosaurus secara terus menerus dan selalu diulang-ulang.
Sindroma asperger, berupa tertahannya keterampilan awal bicara dan perbendaharaan kata sangat terbatas. Seringkali punya minat terhadap topik tertentu dalam kurun waktu lama. Mereka biasa punya ritual yang terbatas, kesulitan dengan pergaulan dan canggung (clumsy).
Gangguan integrasi, ditandai dengan perkembangan normal di awal-awal usianya, kemudian mengalami kehilangan yang sangat berarti di bidang keterampilan sosial, bahasa dan keterampilan fisik. Kadang-kadang juga menjadi retardasi mental.
Sindroma Rett, berkaitan dengan kromosom X. Terjadi mutasi gen yang menyebabkan kematian pada bayi laki-laki saat lahir. Pada anak perempuan, awalnya berkembang normal sampai usia 18 bulan, kemudian mengalami kelambatan bahkan kemunduran, khususnya di bidang keterampilan bahasa dan penggunaan tangan. Terapi fisik, bicara dan pekerjaan bisa diberikan untuk membantu mengatasi masalah koordinasi, gerak dan bicara.
Gangguan perkembangan, kondisi ini didiagnosa bila terdapat beberapa gejala autisme tetapi tidak terdapat gejala spesifik lainnya. Tipe ini merupakan tipe autisme yang lebih ringan dibanding autisme klasik.