Para ayah, berhati-hatilah dengan yang satu ini, Sindrom Defisiensi Testosteron (TDS). Sindrom ini masih jarang terdiagnosis karena pada umumnya dialami oleh pria seiring pertambahan usia. Testosteron, bukan hanya memungkinkan seorang pria memiliki ereksi dan hasrat seksual (libido), tapi juga penting untuk mempertahankan massa otot, tulang yang sehat, dan suasana hati yang positif.
Menurut Dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And, pakar andrologi dari RSUP Fatmawati, Jakarta, Banyak pria yang mengabaikan gejala-gejala, seperti penurunan libido, disfungsi ereksi, mudah lelah, mudah berkeringat, dan penambahan lingkar pinggang. Seringkali kondisi ini dianggap lazim karena dikaitkan dengan pertambahan usia. Padahal gejala tersebut menunjukkan seorang pria telah mengalami TDS atau dikenal juga dengan istilah hipogonadisme (
Baca: Kenali Hipogonadisme pada Pria).
Dampak TDS yang sangat mengganggu bagi pria, baik secara psikologis dan kesehatan, adalah penurunan libido dan disfungsi ereksi. Namun kondisi ini tidak disadari oleh banyak pria karena masih kurangnya informasi terkait kesehatan pria.
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami Sindrom Defisiensi Testosteron, Anda bisa jawab pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah libido atau dorongan seksual Anda menurun akhir-akhir ini?
2. Apakah Anda merasa lemas dan kurang tenaga?
3. Apakah daya tahan dan kekuatan fisik Anda menurun?
4. Apakah tinggi badan Anda berkurang?
5. Apakah Anda merasa kenikmatan hidup menurun?
6. Apakah Anda merasa kesal atau cepat marah?
7. Apakah ereksi Anda kurang kuat?
8. Apakah Anda merasakan penurunan kemampuan dalam berolahraga?
9. Apakah Anda sering mengantuk dan tertidur sesudah makan malam?
10. Apakah Anda merasakan adanya perubahan atau penurunan prestasi kerja?
Jika jawaban No. 1 dan 7 adalah “ya” atau ada 3 jawaban “ya” selain nomor tersebut, kemungkinan besar kadar testosteron Anda menurun atau Anda mengalami Andropause.
Laki-laki yang memiliki kadar testosteron rendah disertai dengan penurunan libido dan atau disfungsi ereksi dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter dan memeriksa kadar testosteronnya secara teratur untuk mendapatkan terapi yang tepat sehingga kualitas hidup juga menjadi lebih baik. Salah satu terapi TDS adalah terapi sulih testosteron.
(Susanto Wibowo)
Lihat Juga:
Sperma Lemah atau Sperma Lambat Itu Apa Sih?
Kenali Penyakit Ambeien