Dalam keadaan normal, saat anak berjalan, tumit adalah bagian kaki yang pertama kali menyentuh tanah. Bila bagian pertama kaki anak yang menjejak tanah adalah jari-jarinya, maka keadaan itu disebut dengan berjalan jinjit (toe walking atau tippy toeing). Pada anak yang baru mulai berjalan, toe walking merupakan hal yang normal, karena saat itu anak tengah belajar mulai mengendalikan otot-otot di kakinya. Pada saatnya si kecil akan mengetahui bahwa berjalan dengan telapak kakinya terasa lebih nyaman dan stabil. Berikut ini beberapa faktor penyebab si 1 tahun berjalan jinjit beserta cara mengatasinya:
1. Masalah kesehatan kaki
• Kelainan serabut otot betis atau perpendekan tendo achiles. Ini dapat terjadi karena proses pertumbuhan tendo achilles yang lambat sehingga menjadi pendek. Tendo achilles menghubungkan tumit dengan otot-otot betis, sehingga bila terjadi perpendekan maka akan menarik tumit ke atas saat menjejakan kaki.
Pada kondisi seperti ini sebaiknya anak dibawa ke dokter untuk mendapatkan fisioterapi dan jika diperlukan bisa memakai sepatu koreksi ortopedi.
• Gangguan otot. Jalan jinjit juga bisa terjadi pada kasus muscle dystrophy, yaitu terjadinya kerusakan otot-otot progresif karena defisiensi enzim dystrophin. Kelainan ini bersifat herediter, biasanya diturunkan dari sisi ayah. Kerusakan otot mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan tarikan otot, sehingga otot betis sisi belakang yang lebih kuat akan menarik tumit ke atas. Anak dengan muscle dystrophy biasanya memiliki tumbuh kembang normal pada tahun pertama usianya, kemudian memburuk secara progresif. Karena menyerang semua otot dalam tubuh, pola berjalan anak dengan muscle dystrophy lambat-laun juga akan terganggu koordinasinya. Walaupun penanganannya sama, dimulai dengan fisioterapi, sepatu koreksi ortopedi dan pemasangan gips, tetapi sebagian besar toe walking dengan gangguan koordinasi atau kerusakan otot akan membutuhkan tindakan operasi.
2. Gangguan penglihatan. Periksa apakah anak memiliki gangguan penglihatan, sebab menurut riset Dr. Melvin Kaplan, O.D., spesialis mata anak di New York, AS, berjalan jinjit juga dapat disebabkan oleh kelainan sistem keseimbangan visual pada sistem vestibular-visual di rongga telinga dalam. Gangguan itu menyebabkan anak merasa mengambang saat berdiri atau berjalan, sehingga ia akan berjalan jinjit agar tidak jatuh. Untuk mengoreksi, dokter akan memakaikan kacamata berlensa prisma pada balita Anda.
3. Kebiasaan jalan jinjit yang kebablasan (idiopathic habitual toe walking). Anak akan berjalan normal bila diminta oleh Anda tetapi akan kembali berjalan jinjit beberapa waktu kemudian. Pada kondisi seperti ini sebaiknya anak dibawa ke dokter untuk mendapatkan fisioterapi dan jika diperlukan bisa memakai sepatu koreksi ortopedi. Dan jika belum juga teratasi, maka dapat dibantu dengan pemakaian gips untuk beberapa minggu.
4. Perasaan trauma. Kemungkinan lain adalah saat berjalan normal, bagian tumit kaki si kecil yang tengah belajar mengenal berbagai macam tekstur menginjak sesuatu yang tajam atau kasar. Sesuatu yang membuatnya sakit atau tidak nyaman tentu akan diingat. Sehingga setelahnya si 1 tahun akan menghindari tumitnya untuk bersentuhan dengan lantai. Periksa lantai rumah dan pastikan tidak ada benda-benda tajam atau yang bertekstur kasar berserakan.
5. Anak merasa jijik. Pada beberapa anak, lantai rumah yang kotor, basah, atau berdebu, dapat menimbulkan perasaan jijik. Oleh sebab itu, reaksi pertamanya saat itu juga adalah berjalan dengan menjinjitkan kaki. Karena itu, pastikan lantai rumah Anda selalu bersih dan tidak licin agar si kecil nyaman kala berjalan.
6. Sepatu tidak enak dipakai. Pembentukan tulang kaki sangat rumit dan perlu waktu lama. Kaki bayi yang baru lahir terdiri atas tulang lunak yang sangat lembut. Sejalan dengan pertambahan usia tulang tersebut akan mengeras dan menguat, lalu terbentuk sempurna pada usia sekitar 18 tahun. Sayangnya, banyak orangtua yang masih kurang peduli terhadap perkembangan kaki anak mereka. Sebelum membeli sepatu anak, pastikan ukuran sepatu tidak terlampau sempit atau longgar, pilih yang solnya lentur dan melengkung, pasalnya sol yang kaku dapat membuat anak kesulitan berjalan, pilih sepatu yang bagian depannya agak melengkung (naik ke atas) untuk mendukung aktivitasnya berjalan, berlari, bahkan melompat dan pilih bahan sepatu kuat, lentur, berpori-pori, serta tidak terlalu tebal dan kaku supaya sirkulasi udara berlangsung baik di kakinya.