Semenit jadi malaikat, semenit jadi “setan kecil.” Bingung menghadapi sikap dan emosi balita 3 tahun yang cepat sekali berubah? Menurut
Lisa Baker, M.D., dokter anak dari
Long Island College Hospital, Brooklyn, AS, emosi anak umur 2-3 tahun memang ibarat roller coaster. Kemampuan mereka memahami sesuatu masih belum sejalan dengan kemampuan mereka berbicara. Itu sebabnya balita 2-3 Tahun menjadi sangat mudah berubah emosi dalam sekejap. Untuk menghadapi sikap anak yang membingungkan ini, Anda perlu sejumlah kiat jitu.
- Alihkan kemarahannya. Emosi anak yang negatif, misalnya, marah-marah tanpa sebab yang jelas, dapat Anda hadapi dengan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang diminati atau disukai. Ambil mobil-mobilannya, boneka, atau buku cerita favortinya, dan ajak dia bermain. Begitu anak menunjukkan ketertarikan untuk bermain bersama Anda, segera ajak dia ke tempat tenang untuk membantu menenangkan emosinya.
- Abaikan. Seringkali, dengan bersikap tidak mempedulikan anak yang sedang ngambek, sikap anak malah akan berangsur-angsur normal kembali dengan sendirinya. Tunjukkan sikap bahwa Anda tetap asyik dengan apa yang sedang dilakukan, meski anak merengek atau menunjukkan sikap menyebalkan. Dalam bukunya “The Mother of All Toddler Books”, Ann Douglas menyebutkan bahwa sikap pengabaian membutuhkan kekuatan mental Bunda untuk tega melihat dan mendengar anak menangis. Toh, biasanya setelah anak kelelahan, ia akan berhenti menangis sendiri.
- Sajikan makanan kesukaannya. Kerewelan atau sikap anak yang tiba-tiba cari gara-gara, tidak jarang dipicu oleh rasa lapar. Nah, coba buatkan dia camilan atau minuman sehat kesukaanya, misalnya, makanan berkadar protein tinggi seperti chicken nugget atau roti gandum dengan selai kacang, yang akan membantu meningkatkan kadar gula darahnya. Bila ngambek anak memang disebabkan rasa lapar, dijamin dia segera manis kembali sambil lahap menikmati sajian Anda.
- Bernyanyi atau putarkan lagu-lagu dari CD favoritnya. Aktivitas fisik yang menyenangkan akan menjadi sarana yang baik bagi anak untuk menyalurkan emosi. Sebuah riset di University Hospital of Cleveland, AS, terhadap anak-anak umur 2-3 tahun yang ngambek dan menangis karena hendak divaksinasi, membuktikan bahwa lagu dan musik bernada gembira dapat meredam emosi anak-anak tersebut. Ketika anak-anak diajak melakukan aktivitas fisik sambil bernyanyi diiringi lagu-lagu riang, emosi kesal mereka segera terbang.
- Beri pelukan hangat. Sentuhan terbukti ampuh meredam emosi anak. Bila dia marah, ngambek atau kesal, coba peluk dengan penuh kasih sayang. Katakan kepadanya, betapa Anda sangat mencintai dan menyayanginya. Tapi, bila anak menolak dipeluk, berilah dia sarana yang kerap dipakainya untuk merasa nyaman, misalnya, boneka Teddy yang biasa dipeluk.
- Tenangkan diri Anda. Tak jarang sikap rewel atau menyebalkan yang ditunjukkan anak, memancing Anda merasa kesal juga. Maklum, Bunda juga manusia dan memiliki toleransi kesabaran. Bila Anda mulai merasa kehabisan kesabaran menghadapi ulah anak, sebaiknya tinggalkan saja dia sebentar. Pindah ke ruangan lain untuk menenangkan diri. Tarik napas dalam, relaks, dan jernihkan pikiran. Setelah tenang kembali, coba cari taktik lain untuk menghadapi anak. Anda dapat mencoba 2-3 strategi di atas.
Baca juga:Mengarahkan Perkembangan Emosi AnakAjarkan Kecerdasan Emosi Sejak DiniMengajarkan Balita Mengelola Emosi 5 Kecerdasan Emosional Foto/Dokumentasi - Ayahbunda