Kondisi lapisan ozon yang mulai menipis membuat cahaya-cahaya lain dengan panjang
gelombang lebih pendek seperti ultraviolet, tidak tersaring dengan baik, dan radiasi yang dipancarkan nyatanya malah membahayakan kesehatan. Seiring dengan perubahan jaman, sebenarnya kualitas lingkungan pun ikut berubah. Hasil pemantauan Badan Luar Angkasa, AS (NASA) tahun 2012 menunjukkan, lapisan ozon yang sepanjang dekade 1960-1970 mengalami penipisan drastis akibat emisi senyawa kimia
khlorofluorokarbon (CFC) secara global, kini mulai menunjukkan tanda “perbaikan.”
Meski demikian, ketebalan lapisan ozon dewasa ini belum mampu menyaring dengan baik efek radiasi sinar ultraviolet. Kanker kulit kini mengancam manusia yang ‘hobi’
terpapar sinar matahari tanpa dilengkapi “pelindung.” Lalu, apakah menjemur bayi masih bermanfaat dan aman untuk dilakukan?
“Kulit bayi lebih tipis sekitar 40% hingga 60% dibandingkan kulit orang dewasa, dan
sistem perlindungannya belum matang. Kebiasaan menjemur bayi dapat menyebabkan dampak lebih buruk pada kulit bayi secara tidak langsung –apalagi mengingat kondisi lapisan ozon bumi yang kini sudah rusak, membuat intensitas radiasi sinar ultraviolet (UV) yang sampai ke bumi semakin tinggi. Efek radiasi sinar ultraviolet dapat menyebabkan kulit terbakar, penuaan dini dan kanker kulit. Agar kulit bayi di bawah 6 bulan terlindung, usahakan agar terhindar dari paparan sinar matahari langsung dengan berteduh.
Oleskan krim sunscreen, terutama pada wajah dan punggung tangan –bagian
tubuh anak yang tidak tertutup baju. Pilih sunscreen untuk bayi Anda dengan SPF (Sun
Protection Factor) minimal 15. Untuk menghindari reaksi alergi pada kulit dan mata
bayi, gunakan jenis krim tabir surya anorganik, dengan kandungan seperti zinc oxide
dan titanium oxide. Oleskan setiap 2 jam sekali, terutama ketika Anda mengajak bayi
Anda berenang dan berkeringat banyak.”
dr. Mohamad Rachadian Ramadan, MD, BMedSci,
Gentur Cleft Foundation, Jakarta
“Dengan kondisi lingkungan secara global yang sudah terpolusi, ditambah lapisan ozon
yang menipis, cahaya-cahaya lain dari cahaya matahari justru kini lebih cepat mencapai bumi dibanding cahaya biru sehingga kenyataannya sangat sedikit cahaya biru yang
didapat bayi selama dijemur! Karena itu, menjemur bayi dengan tujuan untuk menurunkan kadar bilirubin sama sekali tidak efektif, dan tidak direkomendasikan lagi. Ini bukan berarti menjemur bayi adalah hal buruk. Menjemur bayi masih dianggap bermanfaat untuk membantu pembentukan provitamin D menjadi vitamin D, asalkan dilakukan antara jam 7 hingga 8 pagi, dan cukup selama 15 menit, serta tidak perlu dibuka bajunya.”
dr. Setyadewi Lusyati, SpA(K), PhD
RSAB Harapan Kita, Jakarta