Rasa panik pasti langsung menyerang ketika Anda mendapati air susu yang keluar dari payudara jumlahnya sangat sedikit. Menurut Teresa Pitman, ahli laktasi dan salah satu penulis buku “The Womanly Art of Breastfeeding: Completely Revised and Updated 8th Edition”, ada 10 hal yang menyebabkan produksi ASI Anda menurun.
1. Jaringan kelenjar kurang mencukupi
Banyak alasan yang membuat aneka kelenjar tak bertumbuh, seperti kekurangan hormon di masa pubertas, gangguan asupan gizi di masa tumbuh kembang, dan lainnya. Hal tersebut mengakibatkan saluran “pembuatan susu” untuk memenuhi kebutuhan bayi tidak cukup lengkap dan membuat ASI Anda seret. Sebaiknya…
Terus susui bayi, rajin memompa, mengonsumsi obat sesuai resep dokter, dan konsultasi ke ahli laktasi. Meski ASI hanya keluar sedikit, teruslah susui bayi untuk membantu mendukung sistem kekebalan tubuh, perkembangan otak, dan kebutuhan gizinya.
2. Masalah hormonal atau endokrin
Mungkin saja Anda memiliki sindrom polikistik ovarium (PCOS), tiroid rendah atau tinggi, diabetes, hipertensi, atau masalah hormonal lainnya. Masalah-masalah tersebut dapat berkontribusi terhadap ASI karena proses produksinya bergantung pada sinyal hormonal yang dikirim ke payudara. Sebaiknya…
Dalam beberapa kasus, bantuan medis seperti pengobatan cukup membantu meningkatkan produksi ASI, dan ada juga yang dibantu asupan suplemen. Kunjungan ke klinik menyusui atau konsultan laktasi juga dapat membantu Anda menemukan jalan keluarnya.
3. Pernah operasi payudara
Operasi payudara, baik untuk tujuan medis atau “mempercantik”, tentu memberikan efek pada payudara Anda. Pada kasus operasi, pengaruhnya pada ASI sangat bervariasi. Tergantung pada prosedur operasi yang, jarak waktu operasi dan kelahiran bayi, dan apakah ada komplikasi yang mungkin menyebabkan kerusakan pada payudara. Sebaiknya…
Pada kasus implan payudara, tidak ditemukan masalah dan bunda dapat menyusui eksklusif tanpa kesulitan apa pun. Sedangkan, pada kasus pengurangan payudara biasanya memerlukan bantuan dan suplemen dari dokter. Tapi tidak ada halangan bagi Anda yang pernah operasi payudara untuk tetap menyusui.
4. Menggunakan KB hormonal
Pada sebagian ibu, bentuk KB hormonal (pil atau suntikan) menyebabkan ASI mereka mengalami penurunan yang signifikan. Kebanyakan hal ini terjadi saat Anda mulai menggunakan KB hormonal sebelum bayi berusia empat bulan. Sebaiknya…
Hentikan dulu konsumsi pil KB dan konsultasilah dengan dokter. Mungkin Anda akan dianjurkan untuk menggunakan metode KB yang lain. Beberapa bunda juga memerlukan asupan tambahan, seperti obat-obatan dan suplemen.
5. Kesulitan mengisap atau masalah anatomi
Masalah ASI tidak hanya disebabkan oleh ibu. Si kecil juga bisa memiliki masalah yang mengakibatkan ASI Anda sedikit. Misalnya, bayi Anda menderita tongue-tied atau "lidah terikat", yakni kelainan bentuk frenulum atau tali lidah. Sehingga si kecil tidak dapat menggunakan lidahnya dengan sempurna untuk mengekstrak susu. Sebaiknya…
Cek apakah si kecil dapat mengeluarkan lidahnya lebih dari bibir bawah dan lidahnya menyentuh ke langit-langit mulut saat menangis. Jika tidak bisa, konsultasikan jalan keluarnya dengan dokter. Selain tongue-tied, masalah lain yang membuat bayi sulit mengisap adalah bibir sumbing dan adanya celah pada langit-langit mulut.
6. Mengonsumsi obat atau herbal tertentu
Mengonsumsi obat-obatan herbal ternyata juga dapat membuat ASI Anda seret. Beberapa jenis kandungan dalam obat dan jenis makanan yang harus Anda hindari adalah pseudoephredine (bahan aktif dalam obat flu), methergin, bromocriptine, daun sage, peterseli, dan peppermint dalam jumlah besar. Sebaiknya…
Konsultasi dengan dokter. Jika Anda terpaksa minum obat-obatan tersebut karena sakit, mintalah alternatif penyembuhan lain pada dokter. Agar ASI kembali deras, tingkatkan frekuensi menyusui dan memompa.
7. Tidak menyusui di malam hari
Dengan tidak menyusui bayi semalaman ternyata bisa menurunkan pasokan ASI Anda. Hormon prolaktin, yang memberi sinyal pada payudara untuk memproduksi ASI, lebih tinggi pada malam hari sehingga menurunkan produksi prolaktin akan berkontribusi pada penurunan produksi ASI. Sebaiknya…
Untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi, tidak ada salahnya Anda rela begadang. Apalagi jika Anda mulai merasa ASI Anda mulai berkurang. Buatlah jadwal begadang tiga kali dalam seminggu, tidak perlu setiap hari.
8. Menggunakan dot
Payudara Anda akan terus memproduksi ASI, tergantung seberapa kosongnya payudara. Ketika Anda menjadwalkan si kecil menyusu 3-4 jam sekali atau Anda selingi dengan pengunaan dot, payudara Anda akan lebih penuh dalam waktu yang lama. Dan itu berarti produksi ASI Anda melambat. Sebaiknya…
Susui bayi sesuai keinginannya. Karena semakin sering anak menyusu, payudara akan selalu kosong sehingga produksi ASI berjalan terus.
9. Penyakit kuning
Penyakit kuning atau jaundice adalah kondisi umum pada bayi baru lahir. Sayangnya kondisi ini juga dapat membuat bayi mengantuk sehingga jarang menyusu, berbeda dengan bayi tanpa penyakit kuning. Sebaiknya…
Untuk mengatasinya, Anda perlu memompa ASI agar proses produksi tetap terjadi di payudara. Setelah sistem tubuh bayi membersihkan obat dan penyakit kuning telah diobati, dia akan mulai menyusu dengan baik, dan Anda bisa mengurangi kegiatan memompa ASI hingga akhirnya berhenti total.
10. Pemberian susu formula
Payudara memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Jika si kecil jarang menyusu, maka payudara menganggap bahwa hanya sedikit yang diperlukannya. Jika Anda memberinya tambahan susu formula, karena menganggap ASI Anda sedikit, maka bayi secara alami akan semakin jarang menyusu langsung. Payudara juga merespons dengan memproduksi ASI dalam jumlah yang sedikit. Sebaiknya…
Konsultasikan dengan dokter laktasi mengenai masalah ini. Terapi skin to skin contact bisa menjadi salah satu saran yang dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi bayi bingung puting. Memompa ASI juga bisa menjadi salah satu cara menjaga agar produksi ASI tetap maksimal, sehingga Anda sukses memberikan ASI hingga dua tahun.