Bagi sebagian ibu, emosi diri yang naik turun paska melahirkan atau sering disebut dengan ‘baby blues’ memang tidak mudah dilalui. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?
Situasi
baby blues biasanya berlangsung 4-5 hari setelah ibu melahirkan. Lewat dari periode tersebut, umumnya ibu sudah bisa menyesuaikan diri dengan aktivitas dan perannya sebagai ibu baru. Bila situasi itu terus berlanjut hingga hitungan minggu, bulan bahkan sampai setahun, bisa dipastikan ibu baru tersebut mengalami depresi paska melahirkan. Situasi ini harus segera datasi karena bisa berdampak buruk bagi hubungan ibu dan bayi, kemesraan bersama suami, bahkan buruk untuk diri sendiri.
Meski tak semua ibu baru mengalaminya, namun depresi paska melahirkan ini bisa membawa banyak dampak negatif jika tidak segera diatasi. Dukungan, bantuan dan perhatian suami dalam situasi ini akan sangat membantu. Jika memang diperlukan, suami dapat mengajak psikiater agar penanganan lebih tepat. Penanganan tepat oleh psikiater dapat membantu ibu yang mengalami depresi agar segera membangkitkan semangat dalam diri dan melawan sikap pesimis.
Segeralah beradaptasi dengan bayi, jangan terlena dengan perasan sedih apalagi tenggelam dalam pikiran ‘saya seorang diri merawat bayi.'
Stop depresi dengan:
- Tidak membiarkan diri berlarut-larut dalam kesedihan atau rasa tak berdaya.
- Tetapkan hati bahwa Anda bisa merawat dan mengasuh bayi Anda.
- Yakinkan diri Anda tidak sendirian. Ada suami dan anggota keluarga lain siap membantu.
- Tak perlu ragu berkonsultasi atau minta bantuan tenaga ahli.
- Jika depresi berlanjut, konsultasikan pada ahli, apakah obat antidepresan diperlukan. Terutama untuk ibu yang masih menyusui.
Baca:
Tips 'Me Time' Ibu Baru