Kisah Wulan Guritno Menghadapi Anaknya yang Terserang Nephrotic Syndrome
Apa yang dilakukan Wulan Guritno ketika putranya divonis menderita nephrotic syndrome?
Layaknya bertemu maling, diancam pisau, dan tiba-tiba jadi jago karate.Seperti itulah yang saya rasakan sewaktu Alric divonis dokter menderita nephrotic syndrome saat usianya masih 2,5 tahun. Tubuhnya membengkak akibat fungsi ginjal Alric tidak berjalan dengan baik. Apa yang seharusnya dibuang justru disimpan tubuhnya, dan hal baik untuk pertumbuhan malah dibuang oleh ginjalnya. Waktu itu saya kaget, syok! Saya baru pertama kali dengar ada penyakit ini.
Namanya ibu, dalam keadaan seperti ini, naluri keibuan pun muncul. Saya yang tadinya tidak tahu apa-apa, simsalabim…. langsung jadi ahli penyakit. Tentunya didukung dengan banyak baca, browsing internet, dan ngobrol dengan sesama orang tua yang mengalami hal serupa.
Emosi tidak stabil? Jelas! Namun kontak batin antara ibu dan anak memang tidak bisa bohong. Setiap saya panik, Alric ikut panik juga. Begitu juga ketika saya tenang, Alric pun tenang. Dari situasi itu, saya belajar menjadi orang yang lebih sabar, lebih mengontrol emosi, sehingga saya bisa tahu kapan Alric masuk ke ranah emergency, termasuk dilarikan ke rumah sakit atau tidak. Bahkan saya mulai belajar tentang efek samping dari obat-obatan. Saya jadi tahu apa yang masuk ke dalam tubuh Alric dan obat penting mana yang perlu ia konsumsi.
TIP Wulan
Ayah dan Bunda perlu meningkatkan komunikasi dan kerjasama demi kesembuhan anak. Saling menopang dan memperhatikan kesehatan pasangan juga penting. Support kepada pasangan yang punya peran paling besar, selain percaya pada harapan sembuh itu ada.