Ada Lho, Efek Jangka Panjang DBD. Simak Yuk!
Jangan remehkan Demam Berdarah Dengue (DBD) karena bukan hanya berbahaya saat menginfeksi, namun juga punya efek jangka panjang.... read more
Demam berdarah (DB) merupakan penyakit yang saat ini masih menjadi sumber keresahan banyak orang tua. Pasalnya, DB telah banyak menyerang anak-anak dengan gejala yang tidak terlihat.
Berikut ini adalah segala hal tentang DB yang perlu Anda ketahui!
Apa itu demam berdarah?
Dikutip dari www.breakdengue.com, DBD merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. dr. Nathanne Septhiandi, Sp.A, dari Klinik Brawijaya Jakarta menambahkan, terdapat 4 jenis tipe virus dengue dengan beragam gejala klinis mulai dari demam dengue, demam berdarah dengue hingga yang terparah dengue shock syndrome.
Usia berapa anak paling berisiko terkena DBD?
Berdasarkan kasus yang sering terjadi dr. Ari Prayitno, SpA(K) Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta, menyebutkan DBD lebih sering terjadi dan bisa lebih berbahaya jika dialami oleh anak. Ini karena respons imun anak terhadap infeksi virus dengue belum sempurna. Infeksi akhir akan berupa kerusakan dinding pembuluh darah dan perembesan plasma darah.
Seperti apa tanda-tanda fisiknya?
dr. Nathanne menjelaskan, gejala berupa demam tinggi mendadak dan terus naik-turun, umumnya suhu deman di atas 38.5?C. Akan disertai nyeri otot juga sendi (back bone fever) dan pegal-pegal. Sering juga terjadi sakit perut, pusing, nyeri di bagian mata belakang, radang tenggorokan, ruam merah di tubuh atau gejala tambahan seperti diare.
Jika anak terkena DBD apa yang harus dilakukan?
Menurut dr. Nathanne, rawat jalan bisa dilakukan apabila kadar trombosit masih di atas 200.000 asalkan anak harus banyak minum. Beri minuman yang banyak mengandung elektrolit seperti minuman isotonik kaleng atau oralit. Jika terjadi warning sign seperti nyeri perut hebat, muntah, perdarahan BAB hitam ataupun lemas, dan dingin di ujung kaki dan tangan, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat.
Jika anak sudah terkena DBD apakah lain waktu bisa terulang?
Bisa, kata dr. Nathanne! Ini karena DBD disebabkan oleh virus dengue yang terdiri dari 1-4 serotipe. Serangan pertama hanya akan memberi kekebalan terhadap serotipe yang menyerang seumur hidup namun tidak ada kekebalan pada serotype lainnya. Gejala DBD diserangan kedua biasanya lebih berat.
Apabila demam lebih dari 3 hari apakah cek darah perlu dilakukan untuk mengetahui DBD atau tidak?
dr. Nathanne menjelaskan, pada prinsipnya cek darah bertujuan untuk melihat penurunan kadar trombosit yang disebabkan oleh virus dengue dan hal itu bisa terlihat pada demam di hari ke tiga ke atas.
Apakah ibu menyusui yang terkena DBD bisa menularkan penyakit pada bayi?
Penularan virus dengue hanya melalui gigitan nyamuk. Jadi ibu bisa tetap menyusui seperti biasa, tutur dr. Nathanne.
Apa saja yang wajib diperhatikan jika pasien DBD dirawat di rumah?
Kecukupan cairan penting untuk diperhatikan, ungkap dr. Nathanne. Seperti buang air kecil setiap 4-6 jam, dan cermati terjadinya warning sign. Walaupun dirawat di rumah, cek darah berkala ke laboratorium tetap harus dilakukan
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah DBD?
Jika di lingkungan rumah terdapat banyak kasus DBD, 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), makan makanan sehat, serta memakai lotion anti nyamuk ternyata tidak cukup untuk membasmi berkembangnya jentik nyamuk. Mintalah dinas kesehatan setempat untuk melakukan fogging, tutur dr. Nathanne
Adakah vaksin untuk mencegah DBD?
Menurut dr. Ari Prayitno, SpA(K), Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, dengue tetravalent adalah vaksin DBD yang memberikan hasil terbaik pada anak usia 9-16 tahun dalam kondisi sehat. Vaksin diberikan 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan yang dilakukan di klinik atau rumah sakit terdekat. Harga vaksin masih cukup mahal, sekitar satu juta rupiah per satu kali pemberian vaksin.
Benarkah jambu merah atau madu kurma bisa menaikkan trombosit?
Pemberian jus jambu, angkak, atau kurma untuk pasien DBD belum terbukti bermanfaat secara ilmiah, tutur dr. Ari. Namun tidak ada larangan untuk memberikan minuman tersebut kepada pasien DBD. Cairan yang dianjurkan adalah yang mengandung elektrolit seperti cairan isotonik kaleng atau oralit. Yang perlu diperhatikan, pemberian minuman yang bercitarasa tajam dan bersoda dapat memancing muntah yang dapat memperburuk kondisi anak.
(Wita Nurfitri)
Baca juga:
Darah Encer VS Darah Kental
Waspada Hiperinsulinemia pada Bayi
Sigap Hadapi Demam Kejang Balita
Jangan remehkan Demam Berdarah Dengue (DBD) karena bukan hanya berbahaya saat menginfeksi, namun juga punya efek jangka panjang.... read more
Bunda jangan lengah, bersihkan tempat-tempat yang berpotensi dihinggapi nyamuk ... read more
Tetap waspada pada demam berdarah dan DBD. Penyakit infeksi yang selalu ada. ... read more