Kidal Tak Jadi Masalah

 


Sebagian kecil anak masih tetap ambidekstrus, artinya tetap menggunakan kedua sisi tubuh dengan porsi yang sama, hingga usia TK. Kecenderungan ini dapat dipengaruhi faktor keturunan, bisa juga bawaan si anak. Namun jika Anda dan pasangan kidal, 50%  kemungkinan balita Anda pun kidal.

Untuk diketahui, ibu hamil berusia 30 sampai 35 tahun memiliki kemungkinan 25% lebih besar untuk mendapatkan anak kidal. ( New England Journal of Medicine). Lalu, bagaimana jika ia cenderung kidal?

Budaya masyarakat Indonesia mengutamakan penggunaan tangan kanan sebagai ‘tangan baik’, sehingga tak jarang orangtua khawatir anak dianggap tidak sopan jika menerima sesuatu, makan dan mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan tangan kiri. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua jika ia tergolong kidal?

1. Jangan paksa

Pertama, sadari bahwa anak kidal (dominasi otak kanan, cenderung menggunakan sisi tubuh kiri) mau pun kinan (dominasi otak kiri, cenderung menggunakan sisi tubuh sebelah kanan) sama-sama memiliki potensi dan kelebihan. Hindari memaksakan anak menggunakan tangan kanan, apabila ia kidal.

Memaksa anak kidal untuk menggunakan tangan nondominan (dalam hal ini, tangan kanan) menimbulkan frustrasi dan menghabiskan banyak energi yang semestinya dipergunakan untuk mengembangkan keterampilan dan belajar. Diperkirakan, paksaan mengubah kecenderungan kidal menjadi kinan menjadikan anak gagap  (stuttering).

2. Fasilitasi anak
Jika anak menunjukkan kecenderungan menggunakan tangan kirinya, berikan ia gunting yang dirancang khusus untuk pengguna tangan kiri, carikan perlengkapan olahraga seperti sarung tangan ‘kiri’ untuk baseball, dan ajak ia duduk di tempat yang ‘leluasa’ untuk menghindari kemungkinan beradu lengan dengan teman di sebelahnya.

3. Komunikasikan
Anak kidal seringkali mengalami gangguan belajar di sekolah, terutama apabila sarana dan kebiasaan yang diajarkan di sekolah dibuat untuk murid kinan. Jika balita Anda kidal, diskusikan dengan pihak sekolah agar memfasilitasi ‘kelebihan’ anak Anda. Misalnya, minta guru untuk membimbing cara anak menulis atau menggambar dengan tangan dominannya. Menurut pakar, anak yang didominasi dengan otak kanan (artinya, ia kidal) dikaruniai kreativitas dan keterampilan seni yang tinggi, lho.

4. Tanamkan kepercayaan diri
Balita dengan dominasi otak kanan memang sedikit mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal berhitung. Mereka juga cenderung kurang konsentrasi pada sesuatu yang tidak disukai.

Namun, bila sudah menyukai satu bidang, ia akan menemukan caranya tersendiri untuk memecahkan soal, atau menyelesaikan tugas-tugas. Tugas kita, memberinya kesempatan mengeksplorasi apa yang menjadi minatnya. Berikan pemahaman pada lingkungan di sekitar balita, seperti sekolah dan pengasuh di rumah, agar mengikuti perkembangan anak ‘istimewa’ Anda.

(IKA/ERN)

 


Artikel Rekomendasi

Load more