Salah satu stimulasi yang harus dikenalkan pada anak adalah mengenalkan tekstur dan sensasi. Dengan main di lumpur atau becek- becekan, anak mengenal tekstur dan sensasi lembek, basah, pekat dan dingin,
Faktanya ada berbagai macam lumpur. Lumpur di selokan di perkotaan banyak mengandung bakteri
ecoli dari kotoran atau limbah rumah tangga. Begitu pula lumpur sawah, apabila sudah dibubuhi pupuk kompos kemungkinan mengandung bakteri dari kotoran hewan. Bila terpapar pada anak dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan gangguan kulit seperti gatal-gatal. Bila sampai termakan, misalnya anak makan sehabis main lumpur dan belum cuci tangan dengan bersih, maka dapat mencetus penyakit diare. Pilih jenis lumpurnya bila ingin bermain lumpur, batasi waktu main dan bersihkan dengan seksama. Lebih aman lumpur yang batan sendiri dari tanah liat untuk prakarya keramik yang dibasahi hingga membentuk lumpur. Waktu bermain sekitar 15 menit. Setelah bermain, segera bersihkan lumpur dari badan anak dengan air, gosok dengan sabun antiseptik, lalu bilas dengan air mengalir. Pastikan tidak ada lumpur yang menempel di kuku.
(
RINA SUSANTI/ERN)