Lahir pertama dan menjadi limpahan perhatian dan kasih sayang, Si Sulung juga ibarat “proyek experimental” ayah-bunda. Maklum, anak pertama dan orangtua masih miskin pengalaman.
Dalam pengasuhan anak yang jumlahnya lebih dari satu, tidak ada orangtua yang konsisten memperlakukan anaknya persis sama. Secara instink mereka cenderung membedakan anak berdasarkan urutan kelahiran. Misalnya, orangtua memberi tanggung jawab lebih besar kepada anak sulung karena dianggap lebih tua, lebih kuat, dan lebih berpengalaman. Mereka memberi lebih banyak kelonggaran kepada anak bungsu karena dianggap paling muda, paling lemah, karena itu harus dilindungi.
Psikolog Dr Kevin Leman dalam bukunya “The Birth Order Book; Why You Are The Way You Are,” membagi dua tipe anak sulung. Meski sama-sama suka mengontrol dan mengendalikan, sulung tipe pertama melakukannya dengan gaya mengasuh yang lemah lembut. Sedangkan sulung tipe kedua adalah penggerak yang agresif, cenderung memaksa orang-orang di sekitarnya.
Karakteristik Si Sulung Idealnya, pola asuh terhadap anak sulung, tengah dan bungsu tidak dibeda-bedakan. Orangtua harus memberi limpahan perhatian dan kasih sayang yang sama porsinya kepada mereka. Begitu juga peluang, harapan dan ambisi, tidak boleh ditujukan kepada anak semata-mata berdasarkan urutan lahirnya, melainkan harus melihat potensi, bakat dan minat masing-masing anak