Me Time, Cara Mudah untuk Ibu Jadi Bahagia
Ketika mam mengalami burned out, ia berhak jeda dari semua kesibukannya. Termasuk…..jeda dari tugas pengasuhan. Egois?... read more
Membuat resolusi itu gampang, tapi menjalaninya sangat menantang. Begitu gampang kita mengucapkan, tapi begitu tahun berganti, resolusi lenyap dalam hitungan hari. Begitu tahun baru berjalan, resolusi tinggal kenangan.
Instagram live terakhir dari 10 rangkaian Instagram live bersama Milkita, Juaranya Permen Susu dan Ayahbunda/Parenting Indonesia yang mengusung kampanye My Sweet Moments terjadi pada 2 Desember 2021 dengan judul Resolusi 2022: Sukses Ngurus Anak Biar Bisa Me Time. Pada acara ini hadir Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog sebagai nara sumber yang mengajak para ibu untuk tidak takut membuat resolusi.
Resolusi merupakan salah satu cara kita menetapkan sebuah tujuan. Apakah itu tujuan jangka pendek atau tujuan jangka panjang. Apa manfaatnya?
Ada banyak alasan mengapa kita perlu membuat resolusi. Membuat resolusi sama dengan menetapkan sebuah tujuan. Tujuan ini memberi kita makna bagi hidup kita melalui pencapaian. Tujuan itulah yang menjadi alasan kita ingin mencapainya. Sebuah tujuan yang baik memberi dorongan bagi kita untuk meningkatkan kualitas hidup.
Buat Resolusi Anti Gagal
Mengapa resolusi sering gagal? “Di dalam otak kita ada yang namanya will power. Ternyata bagian otak ini nggak bisa diisi banyak-banyak, karena setiap hari ada yang menjadi prioritas. Itu sebabnya ada resolusi yang tidak menjadi prioritas yang di-drop dulu. Karena otak lelah,” papar Saskhya, Psikolog dari TigaGenerasi, yang juga ibu 1 anak.
Bila tak ingin gagal menjalankan resolusi, buatlah resolusi yang pas, yang kita senang, bermanfaat, spesifik dan tidak membuat diri kita tertekan. Jangan pula membuat resolusi terlalu banyak. “Kalau kita kebanyakan cita-cita kita akan bingung memprioritaskan yang mana. Kalau kita mau membuat resolusi, tentukan prioritas, dan ambil yang bisa dibuat spesifik supaya tidak terlalu banyak,” demikian kiat dari Saskhya.
Apakah sukses mengasuh anak bisa jadi resolusi? Bagaimana kriteria sukses mengasuh anak? Kesuksesan tidak diukur dari hasilnya.
“Sukses ngasuh anak tolok ukurnya adalah seberapa bahagia kita sebagai mam dalam mengasuh anak. Kalau anak kita jumpalitan tapi kita happy, kita tahu dia sedang melakukan eksplorasi, ya It’s OK,” ujar Saskhya. Ia juga mengatakan bahwa setiap hari di peran pengasuhan, kita bisa merasa happy. “Kalau mami happy, anak happy, suami juga happy. Kalau semua happy, stimulasi jadi lebih lancar.”
‘Punya Me Time’ jadi Resolusi
Me time adalah bagian yang bisa mendongkrak kesehatan fisik dan mental. Secara riset, ibu yang punya me time hidupnya lebih bahagia sehingga anak-anaknya pun lebih bahagia.
“Kalau otak kita bahagia, mau ngapa-ngapain juga gampang. Itu sebabnya me time dan bahagia itu penting. Kebahagiaan adalah poros utama yang membuat keluarga berfungsi dengan sangat optimal,” kata Saskhya.
Bagaimana supaya mams bisa punya me time? “Mulailah segala sesuatu dengan menata atau mengatur. Misalnya siapkan bahan masakan selama seminggu di dalam container. Ini ribet di awal, tapi akan memangkas banyak waktu sehari-hari, sehingga kita bisa punya me time,” saran Nunu Kusumawardani, Redaktur Ayahbunda yang juga tampil sebagai nara sumber.
Untuk urusan anak, Nunu menyarankan agar anak-anak dibiasakan untuk mandiri. Semakin anak mandiri, semakin berkurang bantuan yang dibutuhkan dari mam. “Ini bagus untuk ibu dan anak,” kata Nunu, ibu 1 anak.
Mams, me time bukan hadiah, lho. Kata Saskhya, me time adalah hak yang menyokong kita, sama seperti makan, tidur, dan mandi. “Me time adalah pola hidup yang sehat, bukan bonus. Setiap mam harus belajar menemukan celah untuk me time. Letakkan me time sebagai prioritas yang sama dengan pola hidup sehat sehari-hari,” kata Saskhya.
Supaya me time-nya bisa terjadi, ini tip dari Saskhya:
- Buat lebih realistis; 15 atau 30 menit sehari.
- Tak perlu diada-adakan, bisa kapan saja. Kalau anak rutinitasnya sudah teratur, selipkan me time.
- Pilih me time yang menyehatkan fisik dan mental. Apa yang bisa membuat kita nyaman atau senang, eksplor inderawi kita. Apakah kita senang melihat gambar-gambar yang bagus, mendengarkan musik, atau senang dipijat. Nyamankan inderawi kita, karena itu akan masuk ke otak dan memberi rasa nyaman.
Baca juga:
8 Alasan Mengapa Kita Perlu Membuat Resolusi
Ketika mam mengalami burned out, ia berhak jeda dari semua kesibukannya. Termasuk…..jeda dari tugas pengasuhan. Egois?... read more
Anak tunggal disebut-sebut memiliki banyak stereotip negatif; manja, egois, sulit berbagi, senang di perhatikan, sulit bekerja sama, susah memaafkan, ingin selalu dilayani, banyak menuntut. Wah, ap... read more
Rutinitas yang biasanya dinikmati bareng antara suami dan istri, kini bertambah mengurusi bayi yang baru lahir. Tak jarang kegiatan mengurus bayi ini, membuat suami istri kerap melupakan kemesraan. Be... read more