Bahagia bukan kepalang, setelah penantian panjang akhirnya buah hati tercinta lahir ke dunia. Cemas berganti haru, sesaat setelah tangisan si kecil memecah tegang suasana ruang persalinan. Tak ada kata yang mampu menggambarkan rasa yang jauh lebih besar dari bahagia. Ucapan syukur tak henti, hingga tak terasa butir air mengalir dari sudut mata. Anda menjadi seorang Ayah!
Namun perasaan itu tak dapat Anda miliki dengan mudah. Ada puluhan malam yang harus Anda lalui dengan gelisah, Setiap detik di pagi hari, terasa kalah cepat dengan detak jantung Anda selama mendampingi kehamilan sang istri.
Meski sering merasa tegang dan takut, perasaan menjadi seorang lelaki perkasa pun tak dapat dipungkiri. Sikap ingin melindungi buah hati yang sedang dikandung istri sangat besar dan tak jarang perasaan ini justru membawa Anda pada sikap yang terlalu berlebihan.
Kemampuan untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan keluarga menjadi salah satu ketatukan terbesar seorang ayah. Semakin bertambahnya anggota keluarga, maka rasa takut itu pun semakin besar.
Pengajar psikologi klinis Universitas Santa Clara, California, Amerika Serikat, Jerrold Lee Shapiro melalui babycenter.com juga menyebutkan, ketakutan itu juga muncul akibat perubahan emosional pasangan yang memaksa calon ayah harus mampu menjadi sandaran bagi si ibu.
Kondisi ini akhirnya membuat calon ayah benar-benar menjadikan dirinya sebagai penolong utama, padahal dalam hal ini sah-sah saja jika Anda meminta bantuan orang lain. Dengan meminta bantuan orang tua, saudara atau menyewa jasa pembantu rumah tangga Anda akan menghemat tenaga dan bisa lebih fokus menjaga dan memenuhi kebutuhan istri Anda.
Jangan lupakan bahwa istri yang sedang hamil butuh banyak support dari Anda. Bukan hanya kesiapan finansial, namun perhatian penuh Anda bisa jadi hal yang sangat di dambakan selama masa kehamilan.
Dengan sekadar menemaninya makan, memijat punggung dan kakinya atau membelikan makanan favoritnya sepulang kerja sudah cukup membuat istri Anda merasa disayangi dan dicintai.
Menghadirkan diri dalam setiap kesepatan menjadi cara terbaik menunjukkan rasa cinta Anda yang begitu besar. Dilansir dari ayahbunda.co.id, Dra. Risa Kolopaking, MSi., psikolog pada RSIA Hermina Bekasi mengatakan ini sebagai salah satu dampak perubahan hormon yang mengakibatkan emosi dan suasana hati naik-turun, atau mood swing. Dengan lebih memperhatikan kebutuhan sang istri, mood swing yang dialami pasangan Anda bisa jadi lebih terkendali.
- Tidak ikut menemani istri check up dan USG
Bagi kebanyakan pria dan calon ayah, segala sesuatu yang berhubungan dengan kandungan merupakan hal awam.”Banyak pria mengaku malu dan tak nyaman ketika diajak menemani sang istri check up kandungan atau melakukan USG di klinik.” ungkap Shapiro.
Padahal proses ini adalah salah satu tahapan penting yang tidak boleh Anda lewatkan. Berdasarkan survey ayahbunda.co.id, lebih dari 80% ayah baru, takut tidak mampu membantu maupun memberi dukungan pada istrinya saat proses persalinan.
Dengan menemani istri ke dokter, Anda akan mendapat banyak pelajaran baru tentang kehamilan, bayi dan bahkan Anda bisa mendapatkan tips persalinan dengan percuma. Anda juga bisa menanyakan langsung pada yang ahli mengenai permasalahan yang membuat hari Anda dirundung cemas.
- Terlalu stress memikirkan kehamilan istri
Sebagai tumpuan utama keluarga, rasa khawatir tentu kerap membayangi Anda. Dilansir dari raisingchildren.net.au, akan ada perasaan belum siap untuk merawat bayi atau kecemasan akan ‘kehilangan’ waktu untuk diri sendiri. Ketakutan terbesarnya tentu adalah jika sang istri atau bayi tidak dapat bertahan selama proses persalinan.
Kekhawatiran ini bukan masalah Anda sendiri, namun akan berpengaruh pada kualitas hubungan Anda dan pasangan jika kecemasan Anda teralu berlebih. Anda bisa menjadi lebih cranky yang akhirnya memicu munculnya perdebatan.
Cobalah mulai memahami apa yang Anda inginkan, jika Anda telah siap dengan kemungkinan yang terjadi maka stress dapat dihindari. Anda juga dapat mendiskusikan hal yang menjadi kekhawatiran Anda dengan orang yang berpengalaman, sepeti orang tua atau mungkin sesama ayah.
Melakukan hal yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik, mematikan handphone saat jam kerja selesai atau berendam air hangat akan meningkatkan relaksasi dan menurunkan tingkat stress Anda.
- Melupakan romantisme dengan istri
Selesainya proses persalinan tak lantas hilangkan cemas seorang Ayah. Di fase ini justru muncul kecemasan baru yang biasanya berkaitan dengan romantisme Anda bersama pasangan. Ada percikan cemburu dalam hati serorang pria ketika pasanganya lebih memperhatikan bayinya.
“Pasangan Anda akan mengesampingkan hubungan intim dan ini adalah ketakutan yang paling sering dijumpai,” jelas Shapiro. Minggu-minggu pertama pasca melahirkan, Anda akan merasa sangat ditinggalkan. Perlu dipahami, kehadiran si kecil juga membawa perubahan pada kehidupan pasangan Anda. Ada baiknya Anda mengerti jika bayi sangat bergantung pada Ibu dan ada saatnya untuk si kecil bermain bersama Anda tanpa kehadiran pasangan Anda. (Wita Nurfitri)
Baca juga:
Tak Mau Akrab Dengan Ayah
10 Prestasi Anak Karena Diasuh Ayah
Para Ayah Mengatasi Kesulitan