Bunda yang sedang menyusui pasti penah mengalami masalah-masalah ini. Banyak dari bunda dibikin pusing dengan tingkah bayi mungilnya saat ia kelaparan. Keluhan puting lecet karena digigit, bayi tidak mau diam sehingga menarik-narik puting atau bahkan ukuran payudara yang beda saat menyusui. Lama kelamaan ketakutan-ketakutan ini menjadi mitos sendiri bagi para bunda. Tapi apa benar ya mitos-mitos itu?
Mitos: Puting payudara masih keras di awal menyusui. Saat diisap bayi, rasanya sakit!
Faktanya, pada hari-hari pertama kelahiran si kecil, puting payudara bunda memang belum terbiasa dengan isapan bayi. Agar lancar menyusui sejak awal, ‘persiapkan’ payudara sejak minggu ke-37 kehamilan. Lakukan dengan:
- Bersihkan puting menggunakan air hangat.
- Oleskan baby oil, minyak zaitun atau VCO (virgin coconut oil) agar sel-sel kulit mati pada puting terlepas.
- Bila puting masuk, latih gerakan merangsang puting dengan jari agar puting keluar/menonjol. Bila gagal, gunakan alat nipple puller.
Di masa menyusui, olesi puting dengan ASI sesudah menyusui agar lebih lunak pada pemberian berikutnya. "ASI juga memiliki kemampuan menyembuhkan puting yang sakit," ujar Konsultan Laktasi dr. A. Nanis Sacharina Marzuki, Sp. A, IBCLC. Untuk sementara, atasi rasa sakit dengan teknik pernapasan atau mengalihkan perhatian. Di minggu pertama biasanya puting sudah lembut dan kenyal sehingga tidak sakit lagi saat menyusui.
Mitos: Bayi laki-laki lidahnya “tajam”, sehingga lebih "aduhai" sakitnya saat menyusuinya.
Faktanya, menurut konsultan Laktasi RS. St. Carolus, dr. Eveline Panjaitan, Sp A., MARS, dalam dunia medis tidak ada istilah "lidah tajam", apalagi dikaitkan dengan jenis kelamin bayi. Sensasi nyeri yang dirasakan bunda saat menyusui bayinya kebanyakan disebabkan oleh posisi dan perlekatan yang salah. Karena itu, pastikan Anda menyusui bayi dengan posisi dan perlekatan yang benar, yaitu:
- Arahkan kepala dan tubuh bayi dalam satu garis lurus menghadap dada ibu, sehingga hidungnya di depan payudara. Tempelkan bayi ke perut Anda, sangga tubuh bayi dengan baik.
- Pegang payudara dengan ibu jari sedikit di atas areola (area kehitaman) payudara bagian atas, dan keempat jari lain di bagian bawah menyangga payudara (bentuk huruf C).
- Usap lembut puting ke mulut bayi. Bila mulutnya terbuka, tempelkan dagunya pada payudara, lalu masukkan sebanyak mungkin bagian payudara ke dalam mulut bayi, sehingga ujung puting mencapai langit-langit lunak bayi.
- Usahakan bibir bawah bayi dalam posisi keluar, tidak terjepit masuk.
Posisi dan perlekatan salah juga membuat ASI tidak keluar lancar, sehingga bayi menjadi gelisah dan marah, ia pun mengisap semakin keras sehingga menyakitkan ibu. Penyebab lainnya, kemungkinan bayi mengalami bingung puting –akibat pemberian susu lewat botol—sehingga tidak bisa mengisap dengan benar.
Mitos: Saat gigi bayi akan tumbuh, ia suka menggesekkan gusinya ke puting. Aduh!
Faktanya, saat tumbuh gigi, gusi bayi jadi gatal. Tapi jika ia memainkan puting dengan gusinya selama menyusui, berarti ia tidak lapar. Lepaskan saja dari payudara. Beri bayi teether karet dingin untuk meredakan nyeri gusi saat tumbuh gigi.
Mitos: Ketika gigi bayi sudah tumbuh, ia suka menggigit puting. Auw!
Faktanya, ini memang sering terjadi, tapi bukan menjadi alasan untuk menyapih bayi saat ia mulai tumbuh gigi. Sebaiknya bunda tidak bereaksi berlebihan jika bayi menggigit puting. Misalnya, melompat, berteriak atau menarik payudara dari mulut bayi karena selain menyebabkan puting luka, juga membuat bayi cenderung mengulang lagi ulahnya untuk melihat reaksi bunda. Sebagian bunda melakukan trik mendekatkan bayi ke arah payudara—karena jika hidung bayi tertutup payudara, otomatis ia akan melepaskan gigitannya pada puting untuk bernapas. Cara itu boleh dicoba!
Mitos: Saat disusui, bayi suka menoleh sambil menarik puting dengan mulutnya. Rasanya putting mau putus!
Faktanya, bayi yang betul-betul lapar akan menyusu dengan tenang. Jika bayi terlalu aktif saat menyusu, kemungkinan ia tidak terlalu lapar. Lepaskan payudara dan ajaklah ia bermain.
Mitos: Saat puting lecet dan berdarah, puting bisa terkoyak bila tetap menyusui.
Faktanya, puting tidak mudah terkoyak akibat diisap bayi. Namun bila lecetnya puting sangat parah hingga berdarah, istirahatkan dulu payudara selama 24 jam. Keluarkan ASI dengan cara diperah dan berikan pada bayi menggunakan sendok. Jika perlu, berobat ke dokter dan mintalah obat salep puting yang aman jika tertelan bayi.
Puting lecet umumnya disebabkan posisi dan perlekatan menyusui yang salah, karena itu segera koreksi sebelum lecet bertambah parah. Jika lecetnya ringan, bunda dianjurkan untuk tetap menyusui. Sebelum dan sesudah menyusui, olesi puting lecet dengan ASI karena dalam ASI terdapat "pelumas" yang bisa melembutkan aerola mamae dan puting, serta mengandung disinfektan yang membersihkan. Seringlah menganginkan puting agar daerah tersebut tidak lembap, sehingga lecet bertambah parah.
Mitos:Selagi menyusui, kapasitas payudara berubah-ubah, sehingga payudara "kembang kempis" terus. Setelah masa menyusui berakhir, jadi kendur, deh!
Faktanya, jangan terlalu mengkhawatirkan bentuk payudara yang "kembang kempis", karena itu disebabkan kelenjar-kelenjar susu di payudara yang terisi ASI dan kemudian mengalir keluar saat diisap bayi. Jadi, bukan diakibatkan oleh perubahan jumlah serat otot atau jaringan lemak di payudara.
Dalam buku The Ultimate Breastfeeding Book of Answer karya Jack Newman, FRCPC, tertulis pendapat yang mengatakan, menyusui mengubah bentuk payudara secara permanen adalah tidak benar. Kehamilanlah yang mengubah bentuk payudara seorang calon ibu, karena kehamilan menyebabkan diproduksinya hormon-hormon untuk membentuk ASI. Itu sebabnya, ukuran payudara menjadi lebih besar. Di akhir kehamilan dan menyusui, ukuran payudara akan kembali normal, tentu terlihat lebih kecil bila dibanding selagi hamil dan menyusui. Besarnya perubahan bentuk payudara juga dipengaruhi faktor keturunan, usia dan penambahan berat badan ibu saat hamil. Ada banyak cara untuk mempertahankan keindahan payudara, misalnya mengenakan bra yang tepat, melakukan pijat dan senam payudara.
Mitos: Ukuran payudara kiri dan kanan tidak sama alias besar sebelah saat menyusui. Jelek!
Faktanya, memang hal itu bisa terjadi akibat bayi lebih suka menyusu di salah satu payudara. Solusinya sederhana. Arahkan bayi agar tidak mengisap di salah satu payudara saja. Pastikan ia menyusu pada kedua belah payudara bergantian. Cari posisi nyaman untuk setiap payudara.
(TIM AB/WIT)
Baca juga:
12 Makanan Untuk Meningkatkan Kualitas ASI
5 Syarat Sukses Menyusui yang Setiap Bunda Wajib Tahu
Hati-hati, Jangan Salah Menyusui Bayi!