Balita Terlambat Bicara Karena Gadget

 

Foto: shutterstock


Gadget memang membantu dalam banyak hal. Melalui gadget Anda bisa menunjukkan video edukatif pada si kecil yang sedang potty training agar memahami kapan ia harus buang air, di mana, dan bagaimana. Melalui gadget pula Anda juga bisa mengajarkan ia untuk menggosok gigi yang benar. Tak hanya itu, Anda juga dapat membuatnya tetap terhubung dengan kakek-neneknya yang nun jauh di sana melalui fitur video call.
 
Namun, dengan banyak manfaat tersebut, bukan berarti si kecil bisa menguasai gadget dan memainkannya kapan pun dan sebanyak apa pun yang ia mau. Sebuah pebelitian yang dipresentasikan pada Pediatic Academic Societies Meeting di Toronto 2017 lalu mengungkapkan hubungan antara layar genggam atau gadget dengan perkembangan bicara serta bahasa balita.
 
Studi yang dilakukan selama 4 tahun ini mengamati 894 anak usia 6 bulan hingga 2 tahun. Dari penelitian ini diketahui bahwa pada usia 18 bulan, 20% anak menggunakan gadget setidaknya 28 menit tiap hari. Penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak dengan main gadget, semakin tinggi risikonya untuk mengalami keterlambatan bicara. Hasil penelitian tersebut menyatakan, untuk setiap 30 menit yang dihabiskan dengan main gadget, ada 49% peningkatan risiko keterlambatan bicara ekspresif.
 
Hanya Nonton Video Bikin Terlambat Bicara?
Sebenarnya apa sih yang balita lakukan dengan gadget? Mereka belum mahir mengoperasikannya. Mereka biasanya hanya menonton video yang sudah disimpan di dalam gadget tersebut atau menonton dari youtube. Hanya video! Itu pun biasanya video lagu anak atau animasi yang sesuai dengan usianya. Bukankah itu juga akan menambah kosa katanya?
 
Ya, video memang dapat menambah jumlah kosa katanya, dan kosa kata adalah salah satu hal penting dari komunikasi. Namun, itu hanya bagian kecil dari komunikasi saja. Prinsip komunikasi adalah tentang berinteraksi dengan orang lain, tentang menerima pesan dan memberi pesan.
 
Penyampai pesan akan menanggapi bahasa tubuh pendengar dan pendengar akan menggunakan baik bahasa non-verbal atau verbal untuk menanggapinya. Inilah yang akan dipelajari anak dari komunikasi. Video tidak menggantikan interaksi dengan orang lain untuk belajar bahasa atau komunikasi.
 
Michelle MacRoy-Higgins, seorang profesor di Departemen Patologi Bahasa dan Audiologi Hunter College mengatakan, “anak-anak belajar bahasa terbaik melalui interaksi dan keterlibatan dengan orang lain. Semakin banyak mereka terlibat dengan screen time, maka semakin sedikit waktu yang mereka miliki untuk terlibat dengan orang tua, saudara, atau pengasuhnya.”
 
Lela Latifa
 

 

 



Artikel Rekomendasi