Angka rabun jauh pada anak-anak terus bertambah seiring waktu. Foto Ilustrasi: Dok. Saturdays
Tingginya aktivitas anak-anak menggunakan gawai menjadi salah satu faktor risiko penyebab anak menderita rabun jauh (miopia) di usia dini. Seperti diketahui, salah satu penyebab anak menderita gangguan rabun jauh adalah kebiasaan menonton maupun membaca terlalu dekat.
Jarak membaca buku yang disarankan oleh para ahli sekitar 20 hingga 30 sentimeter, sedangkan jarak menonton gawai sekitar 40 hingga 50 sentimeter.
Selain itu, untuk anak usia 2 hingga 5 tahun sebaiknya dibatasi bermain gawai paling lama 1 jam sehari, dengan tontonan yang berkualitas. Sedangkan anak berusia 5 hingga 17 tahun, sebaiknya tidak bermain gawai lebih dari 2 jam sehari.
Nah belum lagi, menurut laporan
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, sekitar 33,44% anak usia dini (0-5 tahun) di Indonesia dan 52,76% anak usia 5 hingga 6 tahun telah terbiasa menggunakan gawai, ini semakin meningkatkan risiko anak menderita rabun jauh.
Masalahnya, gangguan rabun jauh kini semakin banyak terjadi pada anak berusia dini berkaitan dengan kebiasaan penggunaan gawai.
Model dan kenyamanan sebaiknya diperhatikan dalam memilih kacamata untuk anak. Foto: Dok. Saturdays
Benarkah Blue-light 'tertuduh'-nya?
Dalam penelitian tentang pengaruh
blue-light pada anak; yang dilakukan tim peneliti dari
Sichuan University, Cina, terungkap bahwa ada hubungan tertentu antara paparan cahaya dan kesehatan mata anak. Cahaya merah; dengan panjang gelombang yang relatif lebih panjang dan membentuk gambar di belakang retina, cenderung lebih mudah menyebabkan miopia, sedangkan cahaya biru; dengan panjang gelombang sedang dan pendek dan membentuk gambar di depan retina, cenderung memperlambat perkembangan miopia.
Selain itu, cahaya biru diketahui dapat membantu tingkat produksi hormon melatonin (pengatur ritme tubuh) dan dopamin (peningkat suasana hati dan membantu penyampaian rangsangan tubuh), sehingga cahaya biru dalam jumlah tertentu justru dibutuhkan oleh tubuh kita.
Tapi bukan sembarang cahaya biru yang bermanfaat untuk kita, karena cahaya biru terbanyak dihasilkan dari sinar matahari, demikian kesimpulan yang dikatakan tim kesehatan mata dari klinik
The Eye Care-Washington, Amerika Serikat.
Untuk penyebab rabun jauh sendiri, para ahli memercayai bahwa faktor genetik dan lingkungan memainkan peran lebih utama sebagai pencetus miopia pada anak usia dini. Anak yang mewarisi gen APLP2 (yang dikaitkan dengan rabun jauh) lebih berisiko menderita rabun jauh jika bertemu dengan lingkungan yang mendorong perkembangan miopia. Dengan lingkungan yang memperburuk kondisi, anak yang mewarisi rabun jauh secara genetik memiliki risiko 5 kali lebih besar menderita miopia dibanding anak dengan orang tua yang tidak rabun jauh.
Perbanyak aktivitas luar ruangan
Menurut studi oleh para peneliti, aktivitas luar ruangan; terutama pada siang hari, dapat secara efektif mengurangi kejadian miopia maupun menunda perkembangan miopia. Hal ini disebabkan, cahaya biru dari sinar matahari memiliki manfaat pada pencitraan objek oleh indera penglihatan. Begitu juga, sinar ultraviolet yang dapat membantu pupil mata bekerja lebih baik dan menghasilkan fokus.
Saran para ahli, ajak anak beraktivitas luar ruangan minimal 40-90 menit setiap hari untuk mendapatkan cahaya yang dibutuhkan bagi kesehatan mata dan tubuhnya.
Selain memberi anak kacamata yang nyaman, orang tua juga perlu mengajak anak beraktivitas outdoor untuk memperlambat pertambahan kondisi rabun jauh anak. Foto: Dok. Saturdays
Cara memilih frame kacamata anak
Setelah dokter menuliskan resep kacamata untuk anak, selanjutnya orang tua perlu memilih kacamata yang baik untuk anak.
1. Pilih frame yang pas dan nyaman di perbatasan hidung anak. Ukuran frame sebaiknya tidak terlalu ketat maupun longgar di hidung.
2. Pertimbangkan aktivitas anak dengan jenis frame yang sesuai dengan kebutuhannya
3. Pilih bahan frame dan lensa kacamata yang kuat dan tahan lama
4. Pastikan anak menyukai frame kacamatanya
5. Pertimbangkan penggunaan lensa polikarbonat yang relatif aman
6. Pilih frame dengan engsel fleksibel dan kait telinga yang nyaman
7. Jadwalkan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter mata
Kini, sudah makin banyak merek kacamata dewasa yang juga mengeluarkan frame untuk anak-anak. Salah satu brand kacamata, Saturdays, mengeluarkan Saturdays Junior, dengan versi mini dari koleksi terbaiknya. Mulai dari
Filmore,
Hamilton,
Ashley,
Mona, dan masih banyak lagi.
Bukan hanya itu, Saturdays juga berkolaborasi dengan ikon Doraemon yang menggemaskan sehingga anak-anak lebih percaya diri mengenakan kacamatanya.
"Kami bukan hanya memperkenalkan produk baru, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi pada masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial seperti pengecekan mata anak di beberapa komunitas maupun yayasan, sehingga juga membantu generasi penerus bangsa mencapai potensi terbaik mereka," tutup
Rama Suparta,
Co-Founder SATURDAYS.
Baca Juga:
Kacamata Hitam untuk Bayi dan Anak, Perlukah?
6 Tip Merayu Anak Memakai Kacamata
Bayi Berkacamata