Usia 1-2 tahun adalah usia seorang anak belajar berjalan. Ada yang mampu berjalan lancar tepat di usia 1 tahun. Ada pula yang masih butuh latihan lebih lama lagi untuk dapat berjalan dengan mantap.
Menurut
Dr. David Stege, ahli podiatri dari American Board of Podiatric Surgery, AS, kemampuan setiap anak untuk berjalan berbeda-beda, sehingga tidak dapat dijadikan acuan perbandingan yang baku. Cara anak belajar berjalan pun bermacam-macam.
Ada anak yang senang berjalan mundur, jinjit, atau bahkan dengan cara menyeret kakinya. Sebagai orang tua, Anda perlu mengenal berbagai cara berjalan anak agar Anda mengetahui bila cara anak belajar perlu dikoreksi. Bertikut ini contoh-contohnya:
Jalan mundurIa senang berjalan mundur karena ia terbiasa melihat ada orang-orang di sekitarnya yang berjalan dengan cara itu. Dia lalu ingin mencoba melakukannya karena ingin tahu sensasi yang dirasakan kalau berjalan ke arah yang berlawanan dengan posisi tubuhnya.
Dengan cara ini, balita Anda menghibur diri sendiri dan membuktikan kepada Anda bahwa ia mampu melakukannya. Anda tak perlu khawatir karena hal ini normal. Berjalan mundur justru memberi manfaat baginya, yaitu melatih keseimbangan, memperkuat otot kaki serta melatih konsentrasi, dan menyerap oksigen lebih banyak dibandingkan bila berjalan ke arah depan. Saat ia melakukannya, pastikan dia selalu melihat ke belakang sebelum dia mulai berjalan mundur.
Jalan jinjitBerjalan jinjit adalah hal normal pada anak, terutama di usia awal anak belajar jalan. Anak balita perempuan biasanya senang berjalan jinjit ala balerina. Jalan jinjit juga akan ditunjukkan ketika balita pertama kali menginjak tanah atau pasir sebagai reaksi karena telapak kakinya belum terbiasa dengan tekstur kasar tanah atau pasir.
Reaksi ini wajar. Teruskan melatih dia berjalan dengan mengenalkan bermacam-macam tekstur lantai. Bila dia sudah akrab dengan aneka tekstur lantai tersebut, dia akan kembali berjalan normal. Yang tidak wajar adalah bila dia masih terus menerus berjalan jinjit hingga usianya menjelang 3 tahun.
Segera periksakan ke dokter karena hal ini berhubungan dengan gangguan sensoris atau kelainan pada pangkal otot di belakang tumit
(tendon Achilles).
Jalan diseretJika anak tiba-tiba berjalan dengan cara kakinya diseret, tidak mengangkat kakinya untuk melangkah, coba Anda periksa mungkin ada luka pada kakinya. Atau, mungkin ada sesuatu yang menempel di telapak kakinya. Luka akan lebih mudah terdeteksi jika anak meringis kesakitan atau menangis.
Tetapi, jika tidak ada luka dan dia terus berjalan dengan cara menyeret kakinya, Anda perlu membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Sebab, bisa jadi anak mengalami gangguan sensorik pada sistem saraf di kakinya atau ada otot pada bagian pahanya yang kaku.
Belum bisa berjalan Anda tak perlu langsung khawatir bila balita belum bisa berjalan. Sebab, karena usia untuk mencapai kemampuan berjalan pada setiap anak bervariasi. Untuk membantu dirinya agar mampu berjalan, Anda dapat melakukannya dengan tidak langsung menggendongnya ketika dia menangis.
Sebaliknya, tunjukkan kepadanya cara menekuk lutut untuk berdiri dan biarkan ia mencoba untuk jalan sendiri. Dalam hal ini, faktor lingkungan yang mendukung ikut berpengaruh pada seorang anak untuk belajar berjalan. Jika pada usia lebih dari 18 bulan anak belum juga bisa berjalan, segera konsultasikan hal ini kepada dokter.
Sering tersandung dan menabrakBila Anda sering mendengar suara tangisan balita karena jatuh menabrak meja atau tersandung mainannya ketika berjalan, jangan buru-buru panik. Karena dia sedang dalam tahap melatih keseimbangan tubuhnya serta belajar menghindar dari halangan di sekitarnya saat belajar, wajar bila dia masih jatuh berkali-kali.
Bantu dirinya dengan mengajarkan cara melakukan gerakan melompat, berjalan maju, mundur, dan berputar. Atau, letakkan bantal atau mainan di depan Anda lalu berikan contoh cara melangkah untuk melewati benda tersebut. Jika dia masih sering menabrak benda di sekitarnya hingga usia 3 tahun, periksakan dia ke dokter karena mungkin dia mengalami gangguan keseimbangan.
Suka terjatuh saat jalanKetika anak Anda sudah bisa berjalan selama berbulan-bulan, tak jarang dia masih sering jatuh karena ada sesuatu yang menghalanginya saat berjalan. Selain benda yang menghalangi , jarak juga menjadi salah satu faktor yang menjadi rintangan bagi anak yang sedang belajar berjalan.
Di usia 1-2 tahun ini, anak balita cenderung memusatkan perhatiannya pada orang atau benda yang ingin mereka raih tanpa memperhatikan posisi kaki mereka berada saat berjalan. Anda dapat membantu anak melakukan eksplorasi tanpa terjatuh dengan menyuruhnya berpegangan tangan pada tepi meja dan kursi.
Pastikan benda yang dijadikan pegangan cukup kuat dan tidak mudah bergeser. Berilah mainan yang dapat dipegang atau dipeluk untuk mengalihkan perhatiannya ketika ia, tanpa sadar, melangkahkan kakinya tanpa dibantu.
KONSULTASI: Dr. YUDISTIRA PARULIAN SIREGAR, SpOT, DOKTER SPESIALIS BEDAH ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI, DI MRCCC SILOAM SEMANGGI, JAKARTA.