Makan Malam Yang Tepat Untuk Balita

 

Pemberian makan malam harus tepat agar gizi balita sempurna, dia bisa tidur nyenyak tapi tidak menjadi gemuk.

Sama derajatnya dengan makan pagi dan makan siang, makan malam harus dimasukkan ke dalam jadwal anak sehari-hari. Selain untuk melengkapi kebutuhan gizi anak dalam satu hari, makan malam dapat membantu anak tidur lebih nyenyak di malam hari karena perutnya yang kenyang. Saat tidur pulas itulah terjadi perbaikan dan pembaruan sel-sel tubuh serta proses pertumbuhan, yang memang berlangsung lebih cepat ketika anak sedang tidur dibandingkan saat ia terjaga.

Untuk mencapai manfaat yang maksimal, pemberian makan malam kepada anak harus presisi, yaitu:

1. Jangan sampai terlewat. Prinsip pemberian makan balita adalah sedikit-sedikit tapi sering. Kebutuhan enerji balita dalam satu hari adalah 1000 kalori (balita 1-2 tahun) dan 1500 kalori (balita 4-5 tahun), yang dibagi ke dalam 3 kali makan besar dan 2 kali camilan. Itu sebabnya semua waktu makan penting dan tidak boleh ada yang dilewatkan. Bila sering tidak makan malam, balita bisa kurang gizi atau berat badannya tidak naik-naik, bahkan berkurang.
2. Jangan Dekat Jam Tidur. Pola makan terbentuk dari kebiasaan di dalam keluarga. Istilah early dinner (makan malam pukul 17.00) dan late dinner (makan malam pukul 19.00) pun muncul. Namun late dinner tidak dibenarkan bagi balita, sebab kasihan bila makan malam terlambat, ia bisa kelaparan. Selain itu late dinner juga bisa membuat jeda waktu antara makan malam dengan jam tidur terlalu dekat. Sehingga bisa membuat sistem pencernaan anak bekerja lebih berat saat tidur, akibatnya tidurnya tidak tenang, sakit perut, bahkan muntah!  Bila jam tidur anak pukul 19.00, makan malam diberikan pukul 17.00 karena untuk mencerna makanan yang masuk ke tubuh diperlukan kurang lebih 2-3 jam.
3. Presisi komposisi gizinya. Menu makan malam harus mengandung semua zat gizi: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, ditambah asupan cairan - kebutuhan cairan tubuh anak 1,5 liter per hari (7 cangkir).
4. Presisi jumlahnya. Nilai kalori makan malam adalah sekitar 200-300 kilo kalori dengan komposisi sumber energi (karbohidrat, protein, lemak) tidak sebanyak makan pagi dan siang, mengingat pada malam hari anak tidak terlalu aktif.
5. Presisi dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. Pemberian makan malam idealnya juga memperhatikan hal-hal khusus yang berhubungan dengan kebutuhan tumbuh kembang balita, seperti:
  • Minimalkan zat aditif. Riset menyebutkan sejumlah zat aditif yang diberikan pada makan malam dapat mengacaukan jam biologis anak sehingga sulit tidur atau tidur dengan gelisah di malam hari. Meski bersifat individual (berbeda-beda reaksinya antara anak satu dengan anak lain) sebaiknya hindari pemberian makanan  olahan/awetan yang banyak mengandung zat aditif. Kuncinya adalah memberi anak menu makan malam yang dimasak/diolah sendiri sehingga kualitas dan kesegarannya terjaga.
  • Cermati pemberian dessert, hindari yang terlalu manis atau berkadar gula tinggi seperti cake, tart, madu, permen atau sirup. Konsumsi gula tinggi di malam hari menyebabkan kadar gula di dalam darah tinggi sehingga memicu hiperaktifitas pada anak yang sensitif. Dalam jangka panjang mengonsumsi terlalu banyak gula juga   memicu obesitas. Pilihan terbaik untuk dessert di malam hari adalah buah-buahan.
  • Hindari minuman berkafein. Kopi tabu buat anak, demikian pula cola yang mengandung kafein. Selain mengganggu penyerapan kalsium, kafein membuat tubuh anak gelisah dan sulit tidur. Pilihan terbaik di malam hari adalah air putih dan susu. Teh juga mengandung kafein, tetapi  teh chamomie yang dikategorikan minuman herba untuk menenangkan dan mengundang kantuk, diperkenankan.  
  • Minum susu sebelum tidur adalah rutinitas yang baik, karena susu menyempurnakan kebutuhan gizi anak. Kandungan kalsium, magnesium, vitamin D, vitamin B12 dan fosfornya membantu pertumbuhan tulang anak agar tinggi dan kuat. Zat serotonin pada susu juga menenangkan otot-otot di tubuh, sehingga tubuh relaks dan siap untuk tidur.
  • Beri anak nutrisi spesifik (specific nutrient) sesuai kondisi dan kebutuhannya. Misalnya, pada anak yang mengalami gangguan pencernaan (susah buang air besar atau sering diare) kemungkinan disebabkan oleh saluran cerna yang kurang sehat. Orangtua bisa memberinya zat prebiotik yang baik untuk kesehatan saluran cerna.


 



Artikel Rekomendasi