Walau bukan anak yang tertutup ketimbang teman-teman lainnya, balita bisa saja sulit berteman. Kenapa bisa terjadi?Bebi mungkin bukan anak yang tertutup dibanding teman-temanya yang lain. Ia memang lebih suka main sendiri, sementara anak lain seusianya punya minat besar untuk mengenal anak sebayanya. Mengapa Bebi tampak kurang dapat menempatkan diri dengan baik dalam kelompok anak sebaya di TK? Apakah ini karena ia anak tunggal?
Sindroma anak tunggal? Kesukaan anak untuk menyendiri seperti Bebi meresahkan orang tua. Mitos menyebutkan, anak tunggal punya banyak masalah dalam menata ego, terutama dalam bersosialisasi.
Hans Grothe, psikolog perkembangan asal Jerman dan kontributor tetap majalah Eltern di Jerman mengakui, di masa kini, kekhawatiran orang tua melihat kecenderungan anak sibuk dengan dunianya sendiri semakin besar. Sebab, semakin banyak keluarga muda hanya punya satu anak.
Menurut Grothe, merupakan suatu prasangka yang tak beralasan apabila kita memandang anak tunggal sebagai sosok yang punya sejumlah masalah seperti: masalah sosialisasi, ego yang terlalu besar atau kurangnya kepekaan terhadap lingkungan. Menurut Grothe, kecenderungan semacam ini bisa saja terjadi pada anak-anak yang memiliki kakak atau adik. Dengan begitu, untuk menghindari berkembangnya kecenderungan seperti dialami Bebi ada beberapa hal yang dapat dilakukan.
Tergantung paparan kontak. Di ruang praktek, Grothe banyak menemukan bahwa orang tua yang mengajak anak tunggalnya sejak usia satu tahun ke kelompok bermain untuk bayi, menyebabkan anak tak mengalami masalah ketika bersosialisasi di TK. Meningkatkan kesempatan anak bersosialisasi dengan anak sebaya dapat dilakukan dengan sering mengajak sepupunya menginap, atau mengundang anak teman atau kerabat Anda dalam play date .
Dengan berbagai kesempatan, anak memang tak lantas segera terampil berteman dan menempatkan diri dalam kelompok. Tetapi, paling tidak, anak belajar melakukan kontak yang dekat dan intens dengan anak seusia untuk belajar mengenal perbedaan. Pengalaman memperlihatkan anak lain berbeda dengan balita Anda, sangat berharga.
Coba juga pertemukan anak Anda dengan anak-anak yang usianya lebih muda dan lebih besar. Tujuannya, agar ia juga belajar menghadapi orang lain yang memiliki perbedaan yang lebih bervariasi. Namun, Grothe mengingatkan, orang tua tidak gegabah mempertemukan anak Anda sekaligus dengan banyak anak. Biarkan ia mengenal satu atau dua anak seusia lebih dulu, kemudian tingkatkan secara bertahap.
Demikian pula dengan anak yang usianya berbeda. Menurut Grothe, kondisi yang terlalu ekstrem bagi anak kurang mendukung balita Anda mengenal lingkungan sekitarnya lebih jauh.