Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

 

 
Foto: shutterstock

Tanya: Saya (31) hamil anak keempat (20 minggu). Setiap hamil selalu mengalami migrain sampai tak bisa beraktivitas. Dulu, dokter memberi neuralgin hingga usia kandungan 6 - 8 bulan. Sekarang ini, meski minum obat, migrain tidak hilang. Perlukah CT-scan?


Migrain adalah sakit kepala yang kerap dialami oleh perempuan. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi migrain terjadi karena perubahan jalur saraf, neurokimia dan aliran darah di otak. 


Sebuah riset menemukan bahwa sel-sel otak yang terlalu bersemangat merangsang pelepasan bahan kimia. Bahan kimia ini mengiritasi pembuluh darah di permukaan otak. Itu selanjutnya akan menyebabkan pembuluh darah membengkak dan merespon rasa sakit. Estrogen diduga berperan dalam migrain itu. Itu sebabnya kehamilan, menstruasi dan menopause sering mengubah pola sakit kepala pada wanita. 


Keluhan migrain memang akan semakin berat pada wanita hamil, namun akan banyak berkurang pada trimester kedua dan ketiga. Biasanya keluhan itu dapat diatasi dengan obat nyeri kepala biasa (analgetik). Namun bila dalam 3 hari tidak membantu, maka diperlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter untuk dicari penyebab lain atau harus menggunakan obat lain.

Pemeriksaan lanjutan seperti CT-scan akan ditentukan dokter. Secara umum dokter akan berhati-hati mengajukan pemeriksaan tambahan dengan berbagai pertimbangan. Migrain secara langsung tidak memengaruhi janin. Hanya saja sangat mengganggu kesejahteraan ibu dalam beraktivitas. Meski migrain, tetaplah makan makanan bergizi.


Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluhdarah). Ibu hamil penderita migrain berisiko 19 kali terserang stroke, 5 kali terserang penyakit jantung, pembekuan darah dan problem vascular lainnya. Kelompok ibu hamil ini juga punya resiko hingga 2 kali lipat menderita preeklampsia, gejalanya: tekanan darah tinggi, ditemukan protein dalam urin, dan pembengkakan tubuh (oedem).


Ibu dengan keluhan migrain menetap selama kehamilan, harus dievaluasi faktor-faktor risikonya, yaitu tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit jantung.
Dr. Bushnell juga mengatakan, migrain dapat berhubungan dengan stroke. 27% dari seluruh kejadian stroke yang diderita ibu pada usia di bawah 45 tahun, berhubungan dengan migrain.


Agar bebas. Penanganan migrain sebaiknya dilakukan oleh dokter sebagai orang yang mampu mendiagnosis bahwa sakit kepala yang dirasakannya betul-betul migrain, bukan penyebab lain. Bila kurang yakin, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti CTC Scanatau MRI (Magnetic Resonance Imaging).


Tantangan penanganan migrain dalam kehamilan adalah meringankan keluhan ibu dengan mempertimbangkan risiko pengobatan terhadap janin.pendekatan paling ideal adalah dengan pencegahan, setelah itu penanganan alamiah, dan yang terakhir barulah pengobatan.


Pencegahan. Kenali dan jauhi makanan atau minuman pemicu migrain. Ada baiknya membuat catatan makanan dan kejadian (food diary) untuk memonitor penyebab migrain.


Pengobatan alamiah:
- Istirahat. Penderita migrain biasanya peka cahaya. Redakan migrain dengan istirahat di tempat gelap dan tenang. Jauhi keramaian dan cahaya terang.

- Kompres dingin di bagian sakit. Dingin akan membantu menyempitkan pembuluh darah.

- Olahraga teratur, seperti jalan santai.

- Terapi relaksasi, membantu mengatasi migrain pada pasien tertentu. Teknik relaksasi yang digunakan bisa yoga dan meditasi.

- Teknik pijatan tertentu juga dapat membantu mengatasi migrain.

- Hindari dehidrasi, karena kurang cairan memicu migrain.

 

 



Artikel Rekomendasi