Makin “banjir”
Pada menstruasi normal, tubuh mengeluarkan darah 30-40 ml sebulan. Jika darah yang dikeluarkan melampaui 80 ml, atau Anda musti ganti pembalut satu jam sekali, itu artinya Anda mengalami menorragia atau terlalu banyak darah keluar saat haid, yang disebabkan oleh pemakaian IUD, gangguan hormonal, dan atau gangguan pembekuan darah. Jika menorragia dialami ketika menstruasi pascabersalin, kemungkinan penyebabnya adalah kondisi hormonal ibu usai melahirkan yang belum normal. Keluarnya terlalu banyak darah akan membuat tubuh kehilangan zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Zat besi yang terbatas mengakibatkan jumlah sel darah merah berkurang, yang membuat Anda mengalami anemia, ditandai dengan lelah, pucat dan napas pendek.
Solusinya… Untuk mengurangi perdarahan, dokter akan memberikan terapi obat, antara lain asam traneksamat.
Sedikit sekali
Jika pascabersalin, sejak hari pertama hingga hari ke-4 menstruasi Anda hanya perlu ganti pembalut dua kali sehari, itu pertanda darah Anda memang tidak lancar. Penyebabnya bisa karena piskologis, misalnya Anda masih belum menemukan ritme sebagai ibu baru yang membuat Anda stres dan kurang tidur, atau diganduli perasaan cemas berlebihan tak bisa merawat si kecil atau memikirkan berat badan yang tak kunjung turun. Situasi jiwa ini bisa menggangu hormon estrogen yang mengatur menstruasi, salah satunya mengakibatkan darah tidak lancar. Rasa lelah fisik yang berlebihan juga bisa memengaruhi ketidaklancaran darah menstruasi. Penyebab lainnya adalah terdapat kista atau tumor pada kandungan.
Solusinya… Temukan penyebab darah haid sedikit. Jika akibat stres dan kurang tidur, mulailah memanfaatkan waktu agar bisa istirahat dan tidur.
Menjadi lama atau sebentar
Jika setelah melahirkan, menstruasi berlangsung lebih lama, misalnya 9 hari padahal dulu 5 hari, atau justeru sebaliknya lebih singkat, hanya 2 hari padahal dulu 4 hari, maka perubahan ini terjadi karena kadar hormonal Anda yang masih belum kembali normal. Jika gangguan menstruasi ini terjadi dan Anda masih menyusui penuh, maka Anda tidak perlu terlalu khawatir. Namun jika mengganggu, silakan berkonsultasi ke dokter, Biasanya dokter akan memberikan terapi yang tidak mempengaruhi produksi ASI.
Menyusui dan Menstruasi
Jika ibu menyusui ASI Eksklusif dengan frekuensi menyusui 8-10 kali sehari, maka kadar hormon PRL/prolaktin atau hormon yang menghasilkan ASI akan tinggi. Hormon ini secara tak langsung akan menekan kesuburan ibu dengan jalan menekan Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormon) atau hormon yang merangsang produksi sel telur, sehingga ibu tidak akan mendapatkan menstruasi normal. Itu sebabnya, menyusui eksklusif dengan frekuensi menyusui yang sering bisa dijadikan sebagai metode KB alami atau LAM (Lactational Amenorrhoe Method). Efektifitas LAM mencapai 98% hanya jika memenuhi 3 kriteria ini:
1. Ibu sudah selesai nifas dan belum mengalami menstruasi
2. Ibu sepenuhnya atau hampir sepenuhnya menyusui
3. Usia bayi kurang dari 6 bulan.
Meski cukup efektif, banyak pihak meragukan LAM sebagai metode KB. Karena itu disarankan jika ingin menunda kehamilan gunakan kontrasepsi mantap lainnya dan tak hanya mengandalkan LAM. Pilihan kontrasepsi yang tidak memengaruhi produksi ASI antara lain kondom, IUD, pil KB khusus ibu menyusui, suntik 3 bulan dan implan.
KONSULTASI DR INDRA YULIATI SPOG (K), RSIA KENDANGSARI, SURABAYA (IAH/ERN)
Saya(25 th), sedang menyusui bayi berumur 3 bulan. Alat kontrasepsi apa yang cocok buat saya? Haid saya sekarang tidak lancar. Bisa dua hari selsesai , lalu 2minggu kemudian haid lagi. Untuk berhubung... read more