Kasus Covid Terkonfirmasi Melonjak, Pemerintah Imbau Prokes Ditingkatkan
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus. ... read more
Sebanyak 163 pasien yang sembuh dari Covid-19 di Korea Selatan dinyatakan positif lagi memiliki virus corona di tubuhnya. Hal yang sama juga ditemukan di China, dimana beberapa pasien yang pulih dari terinfeksi virus corona, setelah dites lagi, ternyata positif Covid-19. Namun di China, jumlah kasusnya belum dinyatakan secara resmi.
Pejabat kesehatan di Korea Selatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) masih berusaha memecahkan 'misteri' tersebut.
Laporan CNN.com pada Sabtu, 18 April 2020, wakil direktur KCDC Kwon Joon-wook mengingatkan bahwa masih banyak hal tentang virus yang belum diketahui oleh ilmuwan, termasuk masalah kekebalan yang didapat secara alami.
"Covid-19 adalah patogen paling menantang yang mungkin kita hadapi dalam beberapa dekade terakhir," kata Kwon.
Penjelasan mengenai kenapa pasien sembuh Covid-19 bisa positif lagi, teori yang paling mungkin yaitu bisa jadi karena dalam tubuh pasien tersebut masih terdapat sisa-sisa virus corona. Sehingga terdeteksi oleh alat pengetesan.
Korea Selatan menggunakan reaksi transkripsi rantai polimerase terbalik (RT-PCR) untuk menguji virus. Tes RT-PCR ini bekerja dengan menemukan bukti informasi genetik virus - atau RNA - dalam sampel yang diambil dari pasien.
Ahli pernapasan di China, Zhong Nanshan, juga mengemukakan teori yang sama. Dalam konferensi pers awal pekan ini, ia mengatakan bahwa orang yang sembuh dari Covid-19 dapat positif lagi ketika dites, karena potongan-potongan penyakit tetap ada di tubuh mereka. "Saya tidak terlalu khawatir tentang masalah ini," kata Zhong.
Selain itu, teori lain juga bisa berlaku, yang menyebutkan bahwa kemungkinan ada kesalahan saat pengetesan atau bisa juga virus aktif kembali. Jika kesalahan terletak pada pengetesan, pasien mungkin memperoleh hasil yang keliru, apakah itu negatif 'palsu' atau positif 'palsu'.
Namun Kwon mengatakan tidak mungkin terdapat kesalahan dalam pengetesan. Meski begitu, menurut Kwon, ilmuwan telah menyaring pasien Covid-19 yang dites positif lagi tersebut, untuk memastikan bahwa hasil tes positif mereka itu tidak ada masalah dengan prosedur pengetesan. "Kami perlu penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.
Untuk saat ini, KCDC sedang menyelidiki kasus yang tersisa untuk mendapatkan jawaban yang lebih konklusif.
Alika Rukhan
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus. ... read more
Cegah keparahan dengan protokol kesehatan dan vaksinasi.... read more
Pandemi covid-19 belum sepenuhnya menjadi endemi, penyakit-penyakit infeksi yang dulu sudah dapat dikendalikan kembali muncul. ... read more