Monkeypox Meningkat, IDI Imbau Masyarakat untuk Waspada
Infeksi virus Mpox menjadi perhatian dunia, termasuk di wilayah Asia Tenggara juga Indonesia, menyusul ditemukannya 17 kasus Mpox yang 16 kasus merupakan kasus positif aktif ... read more
Pandemi covid-19 belum sepenuhnya menjadi endemi, penyakit-penyakit infeksi yang dulu sudah dapat dikendalikan kembali muncul.
Penyakit infeksi sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Peneliti Inggris menemukan mumi di Mesir dan menemukan bahwa TBC dan Polio sudah ada. Penyakit infeksi merupakan gangguan keseimbangan antara daya tahan tubuh seseorang, kemudian ‘agent’ (virus, bakteri, parasit dan jamur) masuk serta kondisi lingkungan.
“Kita tinggal di dunia yang penuh dengan virus, bakteri dan jamur serta parasit. Tapi kalau kita punya daya tahan tubuh yang baik dan tinggal di lingkungan yang bersih maka kita akan tetap dapat hidup sehat.” Demikian uraian Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.Trop. Paed.Konsultan Penyakit Infeksi dari RS Pondok Indah, Pondok Indah, dalam sebuah acara Instagram Live di kanal @ayahbunda_ pada hari Kamis, 9 Juni 2022.
Jadi untuk mencegah berjangkitnya penyakit infeksi, yang perlu dijaga adalah imunitas tubuh dan kebersihan lingkungan. Karena bila kedua hal itu tidak seimbang maka penyakit infeksi mudah menyerang. Indonesia memiliki suhu dan kelembapan udara yang nyaman. “Saya sudah keliling ke 5 benua, Indonesia itu surganya mahkluk hidup. Suhu rata setiap tahun, sinar matahari berlimpah, kelembapan cukup. Tapi ini juga membuat kuman, virus, bakteri dan jamur juga tumbuh nyaman,” ujar dokter yang akrab disapa dr. Hinky ini.
Lebih lanjut, Hinky mengatakan, negara-negara dengan penghasilan menengah sampai bawah kebanyakan berada di wilayah tropis. Dari keseimbangan tadi salah satu faktornya adalah lingkungan. Yang termasuk lingkungan adalah air, sirkulasi udara, kerumunan, hygiene, perilaku, adat, dan budaya. “Masyarakat di wilayah tropis ini kurang disiplin dibanding masyarakat dari negara-negara menengah ke atas. Mereka tinggal di negara 4 musim,” kata Hinky.
Agar penyakit tidak mudah berjangkit, kita harus berubah, karena virus, bakteri dan parasit juga berubah (mutasi). Kita juga harus bermutasi, yaitu punya kesadaran untuk belajar dari kesalahan masa lampau. Dua setengah tahun lalu kita kedatangan Covid-19 yang mengajarkan kita untuk mencuci tangan, mengenakan masker, tidak berkerumun, mengantre dan menjaga jarak. “Hidup bersih sehat itu harus menjadi refleks kita. Air bersih harus ada, kata Hinky.
Emerging Disease
Emerging artinya muncul; ada infeksi, ada penyakit yang muncul. Kalau sampai meledak dan meluas, dampaknya luar biasa, menimbulkan kematian, lockdown, kelumpuhan sistem kesehatan, biayanya dahsyat.
Penyakit infeksi sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Ada yang sudah bisa dikendalikan, tapi karena kelengahan kita, muncul lagi. Ada yang baru seperti HIV. Ada yang semula sudah dapat dikendalikan lalu ada lagi seperti ebola. Lalu ada virus-virus yang tadinya menyerang binatang, lalu menyerang manusia seperti flu burung, MERS-COVE - flu onta, swine flu atau flu babi.
“Gangguan lingkungan ikut mempercepat timbulnya infeksi. Urbanisasi ke kota, hutan dibabat untuk perkebunan sehingga hewan mendekat ke manusia. Peternakan dibuka dalam skala besar terlalu dekat dengan pemukiman. Peternakan besar dengan dua jenis hewan berbeda yang letaknya berdekatan. Aturan jarak yang tidak diperhatikan, bisa mempercepat timbulnya penyakit,” papar Hinky.
Sekarang pandemi belum selesai sudah datang hepatitis akut dan monkey pox. Dibanding orang dewasa, anak-anak lebih rentan terinfeksi karena sistem imunnya berkembang bertahap. Itu sebabnya pada usia-usia tertentu balita rentan terinfeksi. Itu sebabnya pula angka kematian bayi dan batita menceriminkan tingkat kesehataan suatu negara. Di negara-negara maju angka kematian bayi dan batita rendah karena mereka bisa melindungi anak-anak. Di Indonesia setiap tahun lahir 5 juta bayi, tetapi sebanyak 500.000 meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun.
Lindungi anak dengan imunisasi
Orang tua yang cerdas dapat melindungi anak-anaknya dari penyakit-penyakit infeksi dari lingkungan. Penyakit yang paling banyak menyerang anak Indonesia adalah:
- Infeksi saluran napas seperti batuk pilek, sesak napas.
- Infeksi saluran cerna seperti diare.
- Penyakit-penyakit lain seperti ginjal, dan lain-lain.
“Jangan lupa dengue tiap hari ada. Demam berdarah masih ada di Indonesia. Sejak pertama kali Covid-19 masuk Indonesia, demam berdarah nggak pernah turun. Kita heboh covid, DB asyik-asyik sendiri menginfeksi orang dewasa dan anak-anak dan menyebabkan kematian,” kata Hinky. Ia mengingatkan bahwa DB disebabkan oleh nyamuk, sehingga lingkungan harus dibersihkan agar tidak ada nyamuk yang bisa berkembang biak.
Campak, yang juga merupakan penyakit lama kini muncul lagi. Campak dapat dicegah dengan imunisasi. "Jangan sampai kita sibuk mencari vaksin covid tetapi vaksin lain yang tak kalah penting seperti DPT, MR malah terbengkalai. Sekarang campak sedang mewabah di beberapa provinsi di Indonesia. Campak sangat menular dan berbahaya. “Bisa mengakibatkan kematian karena dapat menimbulkan komplikasi pada saluran napas. Bisa kena radang paru, bahkan virusnya dapat menyerang otak,” jelas Hinky.
Hinky mengingatkan agar orang tua tidak lalai memenuhi jadwal imunisasi anak-anaknya. Banyak penyakit yang dapat dicegah dampak buruknya dengan imunisasi. Setidaknya bila sudah diimunisasi ketika mengalami sakit tersebut dampaknya bisa diminimalkan, tidak harus dirawat, dan tidak sampai mematikan.
Pastikan buku vaksin anak Anda tidak hilang. Buku catatan vaksinasi ini penting ketika anak-anak pergi ke luar negeri, catatan imunisasi diminta. (IR)
Infeksi virus Mpox menjadi perhatian dunia, termasuk di wilayah Asia Tenggara juga Indonesia, menyusul ditemukannya 17 kasus Mpox yang 16 kasus merupakan kasus positif aktif ... read more
Waspadai virus monkeypox!... read more
Menganggap gejala omicron lebih ringan, orang tua jangan lengah. Kematian bayi dan balita akibat omicron sudah tercatat. ... read more