Wanita memang cenderung lebih peduli dengan pertambahan berat badan. Bukan saja karena masalah penampilan yang menjadi sulit diadaptasi dengan busana, namun juga risiko gangguan kesehatan yang rentan timbul seiring bertambahnya berat badan dan usia. Seperti diketahui, obesitas pada wanita dapat meningkatkan risiko menderita kanker payudara, kanker leher rahim, diabetes melitus tipe 2, kolesterol, batu empedu, infertilitas, PCOS (
Polycystic Ovarian Syndrome), dan masih banyak lagi risiko kesehatan pada wanita lainnya.
Hal inilah yang mendorong para wanita melakukan pengaturan pola makan yang sering disebut dengan istilah "diet". Terutama saat wanita merasakan punya masalah dengan proporsi tubuh maupun berat badan berlebih.
Dan berikut beberapa mitos diet, dilansir dari laman WebMD dan Healthline, yang perlu Anda pahami kebenarannya dari sisi kesehatan.
Makan Malam Bikin Gemuk
Mitos ini tidak benar, karena tidak ada bukti ilmiah bahwa makan malam menyebabkan berat badan meningkat. Yang sebenarnya terjadi adalah asupan kalori harian yang tinggi tanpa diimbangi aktivitas pembakar kalori yang cukup, menyebabkan berat badan bertambah.
Namun berdasarkan studi, makan malam yang terlalu dekat dengan waktu tidur dapat meningkatkan risiko
heartburn dan gangguan pencernaan. Jadi, hindari makan malam di atas 2-3 jam sebelum waktu tidur agar kesehatan pencernaan tidak terganggu.
Gula Diet Lebih Baik daripada Gula Pasir
Sejauh ini, studi menunjukkan bahwa tubuh kita menyerap gula (termasuk
agave, madu, sirup jagung, dan sebagainya) secara sama dengan penyerapan gula pasir pada umumnya. Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi gula dan bukan menggantinya dengan pemanis lain. Termasuk membatasi konsumsi minuman soda, makanan maupun minuman manis, dan sebagainya.
Kopi Tidak Baik Saat Diet
Kopi yang dikonsumsi 2 hingga 3 cangkir per hari masih dalam kategori aman dan dapat menambah asupan antioksidan dari
phytochemical yang dikandungnya. Beberapa studi menunjukkan, kopi dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2, Parkinson, batu empedu, dan beberapa penyakit lainnya.
Kopi juga dikatakan dapat meningkatkan metabolisme dan membantu mengendalikan nafsu makan. Akan tetapi, hati-hati dengan dampak kopi yang berpengaruh pada waktu tidur sehingga jutsru mendorong kenaikan berat badan. Begitu juga dengan penambahan kalori seperti krim, gula maupun sirup, yang dapat berkontribusi pada jumlah asupan kalori harian Anda.
Jika Anda penyuka kopi dengan susu, pilihlah susu rendah lemak, susu almond/ oat/ mede tanpa gula, dan sejenisnya. Untuk menambah rasa, Anda juga bisa menaburkan bubuk kayu manis, lelehan
dark chocolate, maupun setetes ekstrak vanila dibanding menggunakan sirup.
Hindari Lemak Sama Sekali
Sayangnya, tubuh kita selalu membutuhkan tiga nutrisi pokok; protein, karbohidrat, dan lemak, dalam kebutuhan kalori harian. Akan tetapi Anda dapat memilih sumber lemak baik untuk konsumsi sehari-hari, seperti; biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, avokad, minyak zaitun, produk susu rendah lemak, dan sejenisnya. Lemak masih dibutuhkan tubuh Anda untuk memperbarui sel, juga memproduksi hormon.
Hindari atau batasi konsumsi lemak jenuh sebisa mungkin. Seperti yang terkandung dalam
butter, produk susu tinggi lemak, daging merah, dan sebagian besar makanan olahan.
Pilih Sea Salt Untuk Mengurangi Konsumsi Sodium
Mitos ini tidak benar. Secara hitungan nutrisi, garam dapur olahan dan
sea salt memiliki kandungan sodium kurang lebih sama.
Jika Anda ingin menurunkan konsumsi sodium, pertimbangkan untuk membatasi makanan olahan dan siap santap, termasuk sup instan,
condiments, bahan makanan tambahan (keju parmesan, bubuk rumput laut, taburan lainnya), dan makanan kalengan yang umumnya mengandung sodium berkadar tinggi.
Minum Lebih Banyak Supaya Berat Badan Turun
Tidak sepenuhnya benar bahwa minum air sebanyak-banyaknya dapat menurunkan berat badan. Namun konsumsi air memang cukup vital untuk tubuh karena dapat membantu proses metabolisme. Selain itu, mengganti minuman bergula dengan air putih dapat membantu mengurangi konsumsi kalori harian Anda.
Terpenting, selalu sadar bahwa hitungan kalori lebih tepat dipercaya daripada sekadar memercayai mitos.
Hindari Tepung Olahan Sama Sekali
Tepung minim olahan, seperti tepung gandum utuh, memang memiliki vitamin, serat, mineral dan
phytochemical yang lebih baik dari tepung gandum putih atau tepung terigu olahan. Namun bukan berarti Anda harus benar-benar menghindari tepung olahan sama sekali.
Pada saat tubuh sedang dalam proses pemulihan dari infeksi pencernaan, olahan biji-bijian sangat diperlukan, termasuk juga tepung olahan. Bila diperlukan, pilih tepung olahan yang difortifikasi asam folat.
Gula Bikin Sugar Rush
Hingga saat ini, studi menunjukkan bahwa gula tidak menyebabkan hiperaktivitas pada anak. Penjelasan mengapa anak yang makan kue
tart atau minum soda menjadi lebih aktif, karena situasi maupun
rewards makanan/ minuman manis yang diberikan pada anak, membuatnya senang lantas melompat-lompat atau berlarian.
Akan tetapi, Anda tetap harus memerhatikan pola makan anak agar lebih sehat dan tidak terlalu banyak memberikan makanan manis yang kurang baik bagi pola makan serta kesehatannya ke depan.
Pencinta Olah Raga Wajib Konsumsi Banyak Protein
Protein memang dibutuhkan untuk membangun otot dan menguatkan tubuh. Namun ada hal lain yang dijaga agar tubuh tetap bugar dan kuat saat sedang menjalani olah raga intensif.
Perhatikan intake kalori yang cukup, fokus pada latihan, serta makan makanan berkandungan karbohidrat dan protein segera setelah melakukan latihan intensif.
Makan Makanan Manis-manis Bisa Menyebabkan Diabetes
Pola pikir bahwa makanan manis menyebabkan diabetes, perlu diluruskan. Bukan makanan manis yang menyebabkan Anda menderita diabetes, namun makanan manis yang dikonsumsi oleh orang dengan risiko diabetes maupun berpenyakit diabetes akan menyebabkan gula darah meningkat drastis.
Risiko diabetes meningkat, saat Anda memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti kurang olah raga dan aktivitas harian, apalagi jika terdapat riwayat keluarga dengan diabetes sebelumnya.
Karbohidrat Biang Keladi Berat Badan Naik
Berhenti memercayai mitos ini. Tidak semua karbohidrat buruk. Yang penting dilakukan saat diet adalah membatasi konsumsi karbohidrat dan menghitung kalori dari pola makan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.
Baca juga:
Pola Makan Tanpa Beban Saat Ramadan
Tip Memasak Selama Ramadan
Intervensi Nutrisi Setelag Anak Terdeteksi Stunting