Cara belajar setiap anak sangat mungkin berbeda, bahkan dengan kita, orang tuanya. Gaya belajar anak atau modalitas belajar, penting kita pahami. Setiap anak punya kekuatan dan kelemahannya, serta preferensi bagaimana sebuah informasi diproses berbeda pada setiap anak. Hindari konflik, pahami
gaya belajar anak dan diri Anda sendiri. Mengetahui gaya belajar anak, akan mempermudah kita menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah anak menyerap informasi secara maksimal. Ada baiknya, selain mengetahui gaya belajar anak, kita pun tahu gaya belajar diri kita agar tidak salah paham menanggapi cara si buah hati belajar.
Minimalkan konflik. Jangan khawatir bila Anda belum dapat menemukan gaya belajar anak Anda yang paling menonjol. Ide dasar untuk menemukan gaya belajar ini sebetulnya untuk membantu mempermudah anak belajar. Setiap anak punya cara yang paling mudah untuk belajar, untuk menyerap informasi. Tugas kita adalah memaksimalkan modalitas belajar anak yang paling menonjol dan memperkenalkan modalitas belajar lainnya agar anak belajar secara maksimal. Mengingat tradisi persekolahan di Indonesia guru banyak bicara dan murid harus mendengarkan, maka anak dengan gaya belajar visual juga harus dilatih belajar auditif.
Hindari sikap ini:- Memaksakan modalitas belajar Anda kepada anak. Misalnya, orang tua auditif cenderung memaksa anak belajar secara auditif pula. Padahal, belum tentu cara belajar itu yang menonjol pada anak. Akibatnya, ketika orang tua berbicara, info tidak bisa dicerna anak. Pemaksaan ini akan membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak belajar maksimal.
- Berasumsi bahwa anak akan punya gaya belajar yang sama seumur hidupnya. Ada anak yang berubah sejalan dengan perkembangannya. Yang penting, dorong anak untuk mencoba gaya belajar lainnya.
Baca juga:
Merangsang Balita BelajarAgar Balita Senang BelajarBermain Sekaligus BelajarDeteksi Dini Kesulitan Belajar Anak