Yuk, Cari Tahu Definisi Bahagianya Anak Bun!

Yuk, Cari Tahu Definisi Bahagianya Anak Bun!

 

arti bahagia anak bukan sekadar tertawa tapi rasa dan empati yang dirasakan dari orang tua Bukan materi yang membuat anak bahagia, namun emosi dan empati baik yang diterimanya dari orang tua. Foto: Pexels/ Daria Obymaha

Di tengah derasnya arus informasi dan tuntutan zaman, kebahagiaan anak sering kali terlupakan di balik rutinitas harian. Padahal, bahagia bukan hanya hak anak, tetapi juga fondasi penting bagi tumbuh kembangnya secara emosional, sosial, dan mental. Momen Hari Anak Nasional 2025 menjadi pengingat bagi orang tua untuk kembali menilik, Sudahkah menciptakan ruang yang membuat anak merasa dicintai, dimengerti, dan dihargai?

Beberapa waktu lalu, psikolog klinis sekaligus pendiri BN Montessori, Pritta Tyas, M.Psi., Psikolog., memberi pesan kepada para orang tua Indonesia soal kebahagiaan anak yang bersumber dari beberapa aspek penting yang erat kaitannya dengan emosi, dukungan orang tua, dan lingkungan sosial. Pesan ini disampaikan saat meresmikan pembukaan acara Jakarta Family Walk (JFW) di Decathlon Pondok Indah, yang diadakan Malo Enterprise bekerja sama dengan brand sanitasi ikonik American Standard beberapa waktu lalu. Rangkaian acara JFW sendiri sudah berlangsung pada hari Minggu, 20 Juli 2025 lalu di Hutan Kota GBK, Jakarta, dengan tema Learn, Play, Action, yang mengajak keluarga Indonesia bonding time sambil mengasah keterampilan sosial, emosional, dan motorik anak.
 

Tiga sumber bahagia anak


“Oke, kalau kita lihat bahagia ini kan satu emosi positif ya, jadi anak ini resource bahagianya itu dari mana sih?” ujar Pritta. Ia menjelaskan bahwa sumber kebahagiaan anak berasal dari:

1. Aktivitas yang sesuai minat dan kebutuhan

Anak merasa bahagia saat memiliki kesempatan melakukan aktivitas yang disukai dalam durasi yang cukup. Aktivitas ini menjadi ruang ekspresi dan eksplorasi bagi mereka.

2. Kehadiran dan dukungan emosional dari orang tua

“Bahagia itu ketika anak merasa didampingi, disintai, dan merasa berharga,” ungkap Pritta. Kehadiran orang tua yang peka dan hangat menjadi fondasi kuat bagi kebahagiaan anak.

3. Hubungan sosial yang positif

Mulai usia 4–5 tahun, kebahagiaan anak juga berasal dari teman sebaya yang nyambung dan bisa bermain bersama. Lingkungan pertemanan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan emosional mereka.

peresmian pembukaan Jakarta Family Walk Felicia Debora, Co-Founder, Malo Enterprise, dan Pritta Tyas saat meresmikan pembukaan acara Jakarta Family Walk (JFW) di Decathlon Pondok Indah. Foto: Ayahbunda


Peran Orang Tua: Bertumbuh Bersama Anak


Kekhawatiran umum yang muncul dari orang tua adalah merasa tidak mampu membahagiakan anak. Hal ini menurut Pritta, perlu diurai lebih detail.

“Harus didetailkan, dalam hal apa tidak bisa membahagiakan anak dari 3 hal tadi,” jelasnya.

Jika masalahnya terletak pada kurangnya aktivitas yang sesuai, orang tua perlu belajar lebih banyak dan menyusun kegiatan yang tak harus mahal, namun bermakna. Jika kesulitan dalam memberi apresiasi, maka orang tua perlu bertumbuh dalam pola komunikasi yang lebih suportif.

“Bahagianya anak itu hasil dari pembelajaran orang tuanya,” tegas Pritta. Artinya, kunci kebahagiaan anak tidak hanya dari faktor eksternal, melainkan dari proses reflektif dan perkembangan pribadi orang tua itu sendiri.

Bahagia Itu Sehat Secara Emosional


Perlu dipahami bahwa anak tidak harus selalu merasa bahagia. Yang lebih penting adalah anak berada dalam kondisi sehat secara emosional. Menurut Pritta, indikator anak sehat secara emosi adalah:

Mampu mengenali dan mengungkapkan perasaannya
Misalnya, mengatakan “Aku tidak nyaman kalau mama teriak seperti itu” adalah bentuk kecerdasan emosional yang sehat.

Terlatih menyelesaikan masalah sendiri
Anak mampu mencari solusi sendiri seperti mengganti aktivitas ketika bosan atau mengutarakan preferensinya.

Dengan demikian, kebahagiaan anak bukan berarti selalu ceria, namun memiliki keseimbangan emosional yang memungkinkan mereka tumbuh tangguh dan penuh empati.

Menjadi Sumber Bahagia yang Tumbuh Bersama


Kebahagiaan anak adalah tanggung jawab yang berakar pada kualitas hubungan antara orang tua dan anak. Bukan soal materi, tapi bagaimana anak merasa dimengerti, diterima, dan dihargai. Investasi terbaik yang bisa diberikan adalah kehadiran yang hangat, ruang berekspresi, dan lingkungan yang sehat.

Jadikan Hari Anak Nasional 2025 sebagai momentum untuk mengevaluasi, belajar, dan bertumbuh bersama dalam membangun ruang bahagia yang sehat untuk anak.
Penulis : Laili Damayanti
Baca juga:

Elephant Parenting, Strategi Pengasuhan Emosional Membangun Anak Tangguh
Saatnya Rawat Diri, Bukan Hanya Keluarga
Bipolar pada Anak, Saat Suasana Hati Bukan Sekadar Masalah Mood

 


Topic

#HariAnakNasional2025 #BahagiaBersamaAnak #ParentingPositif #EmosiAnakSehat



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>