Manisnya cinta dalam perkawinan perlu dipelihara. Nyalakan kembali cinta Anda berdua! Tak perlu sesuatu yang besar, lakukan hal-hal kecil yang berharga bagi pasangan.
Lain dulu lain sekarang. Masih terbayang semasa pacaran. Dulu 20 SMS bisa Anda terima setiap hari. Mulai dari ucapan selamat pagi, sudah makan apa belum, sampai kata-kata mesra yang membuat Anda selalu merindukannya, suami Anda kini. Sekarang? Jangankan sepuluh, dapat satu SMS pun sudah untung. Itu pun perintah atau pemberitahuan seperti; "Aku enggak makan di rumah. Makan duluan saja".
Kenangan. Ada segudang kenangan bila ingat masa pacaran hingga awal menikah: rangkaian bunga mawar merah, ciuman hangat, kata-kata puitis. Siapa tak mabuk kepayang menerima pujian bertubi-tubi dari orang tercinta? Seiring berlalunya waktu, sepertinya berlalu pula kemesraan-kemesraan itu. Mentang-mentang sudah jadi pasangan, cinta seakan tak perlu lagi?. Keliru ! Nyalakan kembali cinta Anda berdua.
Kecil yang berarti. Dulu Anda membuatkan secangkir kopi untuk suami dan menyajikannya dengan penuh cinta. Tapi adegan mesra ini jarang terjadi. Kini secangkir kopi untuk suami hanyalah rutinitas. Tak ada lagi ketertarikan saat Anda memandang suaminya seperti di awal-awal pernikahan. Padahal menurut peneliti hubungan dari Amerika Serikat,
John M. Gottman, dalam bukunya 7 Rahasia Perkawinan Bahagia , kunci hubungan yang sukses adalah melakukan hal-hal kecil yang berharga bagi pasangan. Melalui gerak tubuh, kata-kata penuh cinta dan perhatian kecil, rasa cinta dapat tetap terpelihara. Justru ungkapan emosi yang positif terhadap pasangan menjadi tabungan bagi hubungan emosi mereka. Jika rekening masing-masing sama besarnya, dijamin hubungan akan tetap berlangsung baik di masa depan.
Pengaruh kehadiran anak. Orang bilang kehidupan rumah tangga bagai gelombang. Ada pasang, ada surut. Coba saja refleksikan kehidupan perkawinan Anda. Pasti ada masa ketika gelombang perkawinan Anda sedang pasang, seperti saat bayi lahir. Kegembiraan hadirnya anggota keluarga baru, dengan perilakunya yang tak dapat ditebak, membuat kebersamaan Anda dan pasangan terasa erat. Ketika ada situasi baru yang Anda alami bersama, berbagai hal perlu diatur dan dikerjakan. Emosi dan perhatian Anda berdua memang sedang hot-hot -nya tertuju pada bayil yang lagi lucu-lucunya. Namun, situasi yang membahagiakan ini berlangsung tak lama. Masa surut pun tiba. Perhatian Anda yang tertumpah pada anak bisa saja membuat pasangan iri.
Kondisi seperti itu, menurut
Claudia Black, psikolog dari Institut terapi Komunikasi di Munchen, Jerman, memicu pasangan menjadi asing satu sama lain, memasang tembok di tengah mereka atau menumpuk kekecewaan dalam rekening emosi mereka.
Baca:
Lima Tahap Dalam Perkawinan
Selamat Ulang Tahun Perkawinan!
Suami-Istri Sukses Hadapi Krisis