Walau kasus keracunan nitrat sangat jarang, tapi tak ada salahnya Anda tetap berhati-hati. Berikut bebarapa upaya meminimalkan paparan nitrat dan dampaknya terhadap kesehatan.
- Beri ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan. Bayi yang diberi ASI tidak berisiko mengalami keracunan nitrat, walau ibunya mengonsumsi air yang kandungan nitratnya sangat tinggi (100 ppm). Karena, tidak terjadi peningkatan kadar nitrat yang signifikan pada ASI-nya. Selanjutnya, bayi diberi MP-ASI secara bertahap sesuai perkembangan keterampilan makannya.
- Gunakan sayuran organik dalam pembuatan MP-ASI. Sayuran ini dibudidayakan tanpa penambahan pupuk kimia sehingga risiko kontaminasi nitrat bisa diminimalkan.
- Hindari penggunaan air bekas rebusan sayuran yang kandungan nitratnya tinggi sebagi bahan pembuat pure (makanan lembut untuk bayi). Karena, nitrat mungkin saja larut di dalamnya.
- Makanan bayi dalam kemasan, termasuk produk impor seperti Gerber dan Heinz, kemungkinan besar tetap mengandung senyawa nitrat tetapi dalam batas aman. Karena, pada dasarnya, nitrat tidak bisa dihilangkan.
- Pilih sayuran yang segar saat belanja; jangan membeli sayuran layu dan mulai membusuk. Simpan sayuran dengan benar. Hasil uji coba laboratorium membuktikan, penyimpanan sayuran hijau selama 24 jam di rumah dengan suhu 30 °C, akan meningkatkan kadar subnitrat (nitrit) beberapa puluh kali lipat. Karena itu, sayuran hijau yang baru dibeli harus segera diolah dan dikonsumsi hari itu juga. Bila sayur yang telah dimasak ingin disimpan dalam kulkas (didinginkan), sebaiknya makan dalam satu atau dua hari.
- Hindari pemanasan dan pendinginan berulang-ulang sayur yang sudah dimasak, misalnya sayur bayam. Karena, proses pendinginan perlahan yang dilanjutkan dengan penghangatan/pemanasan dapat mengubah nitrat menjadi nitrit.
- Hindari penggunaan air tanah dalam pembuatan susu formula. Gunakan air PAM atau air dalam kemasan yang sudah dimasak sampai mendidih. Ini mengingat risiko terbesar keracunan nitrat dialami bayi usia kurang dari 3 bulan yang diberi minum yang berasal dari air tanah yang terkontaminasi nitrat. Itu sebabnya, pertanyaan seputar sumber air juga sebaiknya disampaikan pada saat kontrol ibu hamil dan bayi. Lebih baik lagi bila dilakukan pemeriksaan kadar nitrat air tanah yang digunakan. Konsentrasi nitrat dalam air sebaiknya kurang dari 10 ppm.
- Jangan segan bertanya pada dokter anak agar Anda bisa mengambil langkah yang tepat dalam proses pemberian makan pada anak.