Berbeda Bukan Berarti Salah

Berbeda Bukan Berarti Salah

 

Pertanyaan ini biasanya terbersit akibat “desakan’ informasi yang didapat si ibu melalui sosial media, komunitas, dan juga portal berita yang mengatakan bahwa standar pola pengasuhan mereka adalah yang terbaik. Si ibu mulai membandingkan caranya dengan cara orang lain dan mendapatkan bahwa dirinya “berbeda”. Ingat, Bunda, “berbeda” bukan berarti “salah”.

Perbedaan ini kemudian menciptakan kubu-kubu. Kubu “baby led weaning” lawan “spooning”, kubu “vaksin” lawab “antivaksin”, kubu “lahir normal” lawan “lahir cesar”, dan masih banyak lagi. Semua menganggap diri mereka yang paling benar.

Psikolog Anak Vera Itabiliana, S.Psi., mengatakan, kita tidak boleh menuduh orang lain salah hanya karena apa yang mereka lakukan berbeda dari kita. “Stop saling menghakimi. Setiap ibu unik, setiap anak unik, dan kondisi yang dihadapi tiap ibu dan anak juga unik. Banyak orang tua yang stres karena terlalu mendengarkan atau memikirkan kritik dari orang lain atau artikel yang dibacanya. Akan lebih baik jika si ibu fokus kepada anak saja, melihat kebutuhan anak yang sesungguhnya dan kelebihan anaknya di mana,” ujar Vera saat ditemui di Djakarta Theatre XXI, Jakarta, Rabu (11/4) dalam acara Talkshow The Challenge of Millenial Moms yang diselenggarakan Mothercare Indonesia.
Ya, semua ibu harus bijak menyaring informasi yang sampai kepadanya. Caranya adalah dengan berkonsultasi dengan dokter dengan akreditasi baik dan membaca artikel-artikel parenting yang terpercaya rekam jejaknya. Saran Vera, jika ibu sudah yakin dengan apa yang dilakukan terhadap anaknya, pasang kacamata kuda saja jika masih ada yang terus mengkritiknya.

Ternyata, tak sedikit ibu yang stres menghadapi tekanan-tekanan seperti ini, loh. Selain orang luar dan informasi dari internet, tekanan juga kadang datang dari orang terdekat, seperti nenek, tante, atau kerabat lain. “kalau ada yang menjadi toxic (racun, Red.), Anda boleh melakukan intervensi, yaitu dengan men-delete atau meng-unfollow mereka (di medsos).” Atau dengan kata lain, batasi diri Anda dengan tidak bergaul dengan mereka. Pilihlah teman yang bisa membuat Anda bahagia.

Lina Paulina, Vice President Mothercare & ELC, menambahkan, selain suami dan keluarga, cari support system lain yang yang bisa mendukung Anda. “Misalnya dengan tergabung di komunitas. Di Mothercare, kami ada parenting club dan sering mengadakan met up mom (ada juga konten digital, blog, dan komunitas online). Di sana para ibu bisa sharing informasi dan diskusi apa saja. Kami berharap ini memudahkan dan membantu ibu-ibu menjalani perjalanan parenting-nya.”

Acara ini juga dihadiri oleh Merry Inggriani (Social Media Influencer)dan puterinya, Baby Moonella, sebagai bintang tamu, pemenang kampanye #SenangnyaJadiIbu (kampanye ini dimulai sejak 14 Desember hingga 28 Desember 2017 lalu), serta perwakilan dari The Warrior of Indonesian Moms, yakni Komunitas Exclusive Pumping Mama Indonesia, Komunitas Gentle Birth Indonesia, Komunitas Nusantara Menggendong, Blogger Perempuan Network, dan Komunitas Emak Blogger. (Ester Sondang)
 

 

 



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>