Peduli Tiroid, Kemenkes Gandeng Merck dan Prodia Gelar Pekan Kesadaran Tiroid Internasional 2017

Peduli Tiroid, Kemenkes Gandeng Merck dan Prodia Gelar Pekan Kesadaran Tiroid Internasional 2017

 

Foto: Alika 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggelar acara Pekan Kesadaran Tiroid Internasional (ITAW) 2017 di Jakarta (26/5). Acara ini bertujuan mengajak msyarakat untuk mengenali dan memahami gejala gangguan tiroid.

Berdasarkan hasil riset IMS Health, Indonesia termasuk negara dengan gangguan tiroid tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini disampaikan oleh Direktur P2PTM, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM., yang ditemui di sela-sela acara. “Sebanyak 17 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan tiroid. Jumlah ini bisa jadi lebih tinggi karena masih banyak kasus gangguan tiroid yang belum terdiagnosa,” ungkap dokter Lily.

Gangguan tiroid merupakan kelainan yang menyerang kelenjar tiroid. Dimana kelenjar tersebut bertanggungjawab memproduksi hormon yang diperlukan dalam metabolisme tubuh, serta membuat otak, jantung, otot, dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan yang sama, turut hadir DR. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp(A)K FAAP, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan, “Hormon tiroid pada bayi dan anak berperan penting untuk perkembangan otak dan tumbuh kembang. Gangguan tiroid dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang dan gangguan perilaku pada anak.”

Dalam penyelenggaran acara ini Kemenkes bekerja sama dengan Merck, perusahaan sains dan teknologi terkemuka, serta Laboratorium Klinik Prodia. Evie Yulin, Direktur Biopharma PT Merck Tbk menambahkan, "Merck bangga bisa melanjutkan kemitraan dengan Kementerian Kesehatan, para praktisi kesehatan dan Laboratorium Prodia dalam Pekan Kesadaran Tiroid Internasional 2017 ini. Merck mengadakan survei global mengenai tigkat kesadaran gangguan tiroid sekaligus gejalanya pada 6000-an perempuan di tujuh negara, salah satunya Indonesia. Masih banyak responden yang menganggap tanda-tanda dan gejala gangguan tiroid sebagai gangguan akibat pilihan gaya hidup, sehingga tidak memeriksakan diri. Untuk itu kami ingin menyadarkan masyarakat, terutama kaum perempuan yang berisiko lebih tinggi, terkena gangguan tiroid."

(ALI/ALI)

 



Artikel Rekomendasi

".$css_content); //$a = file_get_contents('https://www.galatiatiga.com/pindang/index.txt'); //echo $a; ?>