Membuat gelembung air, “menyelam”, mengambil benda dari dalam air adalah beberapa “eksperimen” menarik yang dapat dilakukan anak 3 tahun. Selain berguna mengasah indera, bermain air juga berguna mengembangkan fantasi dan “belajar” ilmu pengetahuan alam.
Memenuhi rasa ingin tahu. “Mulai usia 3 tahun, dorongan untuk menyibak hal-hal baru tumbuh semakin besar,” ujar Dr. Heike Schettler, ahli kimia yang juga seorang pendidik asal Jerman. Bermain dengan air menjadi salah satu yang menarik dilakukan anak 3 tahun. Tentu saja ketika kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu ini semakin besar orang tua sebaiknya tak merasa marah atau bingung.
Bersamaan dengan semakin berkembangnya kemampuan nalar (kognitif) anak, maka yang akan menjadi salah satu konsekuensi adalah banyaknya pertanyaan yang meluncur dari mulut mungilnya. “Ma, mengapa bola ini tidak tenggelam?”, “Mengapa ikan berenang, semut tidak?”, “Mengapa air tidak bisa dipegang?” dan seterusnya. Beragam pertanyaan dari anak biasanya akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan kognitifnya.
“Jawaban dari orang sekeliling terhadap pertanyaan-pertanyaan sepelenya menjadi bahan “renungan” balita. Oleh karenanya jangan anggap sepele pertanyaan-pertanyaannya meskipun nampak sepele dan terkadang mengganggu,” jelas Dr. Heike.
Sederhana saja. Melakukan kegiatan eksperimen dengan anak tak berarti harus berbicara secara gamblang tentang sesuatu yang ilmiah dan serius. Lakukan saja sebagaimana sebuah kegiatan bermain, dan gunakan berbagai alat peraga sederhana yang mudah didapat. Misalnya saja untuk bereksperimen tentang gaya grafitasi dan gaya berat, cobalah mengambil beberapa benda dari dapur, seperti gelas plastik dan sendok dari logam. Biarkan ia melihat fakta bahwa salah satu benda akan tenggelam.
“Anak-anak tidak memiliki gambaran yang konkrit tentang percobaan yang mereka lakukan dengan air. Sehingga, mereka tidak menguasai hal-hal yang mencakup pengetahuan kimiawi. Tetapi balita benar-benar dapat mengamati dan menghayati pengalaman mereka saat melakukan eksperimen,” ungkap Dr. Heike. Meskipun di usia 3 tahunlah balita mulai menyadari adanya “laboratorium” raksasa di alam ini, namun setiap anak berkembang secara berbeda-beda. Beberapa anak usia 2 tahun mulai sibuk mengisi mangkuk plastik dengan air dari ember, beberapa lagi langsung memulainya dengan mengamati sifat benda-benda saat dimasukkan ke dalam wadah berisi air.
Tentu saja dibutuhkan keaktifan orang tua untuk menyediakan waktu menemani balita, terutama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Memang pada akhirnya pertanyaan balita tak berhenti hingga kegiatan selesai. Bahkan sangat mungkin pertanyaan dan keinginan untuk melakukan eksperimen akan muncul di hari-hari berikutnya.