Bayi selalu melihat ke langit-langit dan mengalihkan matanya jika diajak kontak mata. Minim kontak mata pada anak memang merupakan salah satu ciri ganguan austistic. Namun, kita tidak bisa langsung menentukan apakah hal tersebut merupakan gejala autistic atau bukan. Gejala autisme dapat dideteksi sebelum anak mencapai usia tiga tahun dengan memperhatikan gejala berikut:
Masalah dalam interaksi sosial. Anak tidak mampu menjalin interaksi yang cukup memadai, kontak mata sangat kurang dan ekspresi muka kurang hidup dengan gerak-gerik yang kurang tertuju.
Masalah komunikasi muncul dalam bentuk keterlambatan bicara atau tidak bisa bicara. Anak autis tidak dapat bercengkerama dengan teman sebaya, tidak memiliki empati, dan tidak mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional.
Anak autis biasanya memiliki obsesi terhadap suatu benda atau hal tertentu dan punya ritual yang spesifik.
Sedangkan gejala autisme pada bayi, yakni ia enggan atau menghindari tatapan mata ibunya. Seringkali seorang bayi mengalami tumbuh kembang layaknya anak-anak lainnya, tapi terhenti di usia 12-24 bulan, lalu menunjukkan gejala autis seperti terlambat berbicara, bahkan sama sekali tidak mampu untuk berbicara, Ini bukan karena indera pendengarannya terganggu, atau ia mengalami cacat wicara, melainkan karena keterampilan berkomunikasinya terganggu. Akibatnya, saat berbicara, seringkala ‘suara’ yang dikeluarkan anak tidak cukup layak untuk untuk digunakan dalam berkomunikasi. Anak autis sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang kali menyebutkannya. Saat bermain, anak autis seringkali kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
Sebagian besar anak autistic memiliki masalah sensorik yang menyebabkan mereka amat sensitif terhadap rangsang dari luar. Mereka tidak menyukai suara-suara yang ramai, cenderung tidak suka disentuh dan dipeluk, dan lebih suka menarik diri. Bisanya perkembangan motorik kasar dan halus juga terganggu. Nanti kalau dalam perkembangannya balita menunjukkan beberapa gejala autiesme, segera konsultaskan dengan dokter dan psikolog yang memahami gangguan tersebut. Penanganan yang tepat sejak usia dini dan intensif, akan membantu balita berkembang optimal.