Gejolak emosi seperti marah dan sedih, kerap dialami anak. Ada anak yang sudah mengerti perasaanya, ada pula yang belum. Ada anak yang belum paham emosi yang ia rasakan disebut marah, sedih, kesal atau kecewa. Cara mengungkapkannya pun belum tepat, sehingga mereka sering mengamuk, atau sebaliknya diam saja memendam kemarahan. Ajarkan dia mengelolah emosinya secara benar dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
- Mengenali emosi. Bantu balita mengenali bermacam perasan yang dialaminya dan beritahu sebutan semua emosi itu. Anda bisa menggunakan alat bantu berupa stiker atau gambar sederhana yang mewakili emosi tertentu, seperti gambar mr.smiley sedang tertawa, sedih atau menangis. Setiap kali anak mengekspresikan salah satu perasaan itu, tunjukkan stiker atau gambar itu padanya.
- Menentukan batas. Setelah anak mengenali jenis emosi yang dialaminya, langkah berikut adalah membantunya menentukan batas ketahanan emosi. Misalnya, ketika batas ketahanan emosi. Misalnya, ketika anak gagal melakukan sesuatu secara berulang-ulang, sehingga ia mulai terlihat putus asa, gerakannya semakin tidak terarah segera minta ia berhenti sejenak untuk beristirahat. Ia bisa melanjutkannya lagi setelah hilang rasa lelahnya.
- Contoh nyata. Menurut teori pengasuhan anak oleh Denham, Zoller & Couchoud, anak tidak bisa belajar tentang pengedalian emosi secara baik jika ia melihat contoh orang tua yang meledak-ledak. Sebaliknya, menurut para ahli perkembangan anak, orang tua dapat membantu anak secara efisien mengelola kemarahan jika menunjukkan sikap tanggung jawab, tidak agresif saat mengekspresikan kemarahan.
- Dorongan positif. Setelah mencontohkan bagaimana mengungkapkan kemarahan secara tepat yaitu mengungkapkan dengan jelas perasaan, tanpa merengek atau mengatur emosi sebelum meledak, maka orang tua sebaiknya konsisten memastikan hal ini sebagai sikap yang diharapkan dari anak. Setelahnya, setiap kali anak bisa mengendalikan emosinya secara tepat, kita perlu memujinya. Hal ini akan menjadi penguatan positif buat anak, sehingga dia akan mengulanginya untuk dijadikan kebiasaan.
- Kesempatan berlatih. Sedetil apa pun teori Anda melatih balita mengelola kesabaran, tidak akan banyak berarti jika tidak dimbangi kesempatan mempraktikannya. Aturlah kesempatan anak bermain dengan teman dari berbagai usia, sehingga dia berinteraksi, menemui beragam sifat yang bisa mengasah pengendalian emosinya.
Kemarahan adalah emosi yang natural dan sehat untuk dipelajari. Tak perlu melarang anak tak boleh marah. Sebagai penyeimbang, latih ia untuk mengungkapkan kebahagiaannya secara tepat sehingga menjadi pribadi yang seimbang.