Arti sahabat bagi anak ikut bertumbuh seiring dengan kemampuannya mengelola dan memahami hubungannya dengan anak yang lain. Foto: Pexels/ Kampus Production
Tiap tanggal 30 Juli seluruh dunia merayakan Hari Persahabatan Sedunia. Sama dengan orang dewasa, anak-anak juga memiliki dinamika persahabatannya sendiri. Menurut psikolog
Robert Selman, ada lima tahapan untuk anak belajar dan memaknai pertemanan.
Tahap Pertama: Momentary Playmates
Saat anak berusia sekitar 3 hingga 7 tahun, ia akan melihat anak lain sebagai ‘teman bermain’ saja. Ini disebabkan, anak belum memiliki kapabilitas melihat dari sudut pandang orang lain. Jangan heran jika anak akan marah saat teman mereka memiliki pendapat/ keinginan berbeda.
Saran untuk orang tua:
- Ajarkan empati sejak dini
- Jadilah
role model yang positif
- Ajak anak berkenalan dengan banyak orang dengan latar kehidupan yang berbeda
Tahap Kedua: One Way Assistance
Saat anak berusia sekitar 4 hingga 9 tahun, ia mulai memahami makna pertemanan meski dengan sedikit pamrih. Mereka sering menggunakan pertemanan sebagai alat negosiasi, seperti frasa "Kita jadi teman kalau kamu melakukan ini!" atau “Aku tidak mau jadi temanmu karena kamu tidak melakukan itu!”.
Saran untuk orang tua:
- Diskusikan makna persahabatan yang lebih baik
- Ajak anak berbuat baik tanpa pamrih
- Ajarkan anak berkompromi dan bernegosiasi secara sehat
Tahap Ketiga: Two-Way, Fair Weather Cooperation
Bersamaan dengan usia anak masuk sekolah dasar, ia mulai mengenal konsep keadilan dan mengharapkan perlakuan yang setara. Anak akan marah jika tidak mendapatkan balasan yang sesuai setelah perbuatan baik mereka pada anak lain.
Memasuki masa pubertas, anak seringkali merendahkan diri sendiri. Ini bisa menyebabkan penurunan kepercayaan diri hingga anak dapat melampiaskan rasa frustrasi pada orang lain, salah satunya dengan cara merundung anak yang lain.
Saran untuk orang tua:
- Bantu anak mengelola ekspektasi
- Ajak anak membangun rasa percaya diri
- Jelaskan konsep keadilan secara realistis
Tahap Keempat: Intimate, Mutually Shared Relationship
Pada saat anak berusia sekitar 11 hingga 15 tahun, pertemanan anak akan semakin intim. Anak sudah mulai memahami cara menyelesaikan masalah satu dengan yang lain. Kedekatan ini membuat anak merasa terkhianati jika ada teman yang memilih bermain dengan anak yang lain.
Saran untuk orang tua:
- Ajak anak lebih terbuka secara emosional
- Bantu anak mengelola rasa cemburu
- Ajarkan anak cara menyelesaikan konflik yang baik
Tahap Kelima: Mature Friendship
Pertemanan anak di usia 16 tahun ke atas akan lebih mengedepankan sisi emosional sehingga tidak ada lagi saling cemburu dan penuh negosiasi. Dukungan dan empati dari seorang teman, lebih diharapkan dibanding kondisi yang selalu bersama-sama setiap saat.
Saran untuk orang tua:
- Lebih terbuka dengan anak secara emosional
- Ajak anak terlibat dalam kegiatan sosial atau minat/ bakat
- Ajarkan anak menjaga batasan dalam pertemanan
Sudah paham sekarang, ya Bun Yah, persahabatan memang punya berbagai bentuk sesuai tahapan pemahaman anak. Tugas orang tua adalah menjadi pendengar yang baik serta memberikan pilihan-pilihan solusi masalah pertemanan anak, jika mereka butuhkan.
Penulis: Ghina Athaya
Baca Juga:
Ciri Balita Siap Masuk Sekolah
7 Cara Menangani Anak Pemalu
Balita Belajar Tentang Keadilan