Mungkin ada yang belum tahu bahwa botol susu yang mengandung Bisphenol-A (BPA) sangat berbahaya bagi kesehatan bayi. BPA merupakan bahan kimia pada plastik berbahan polikarbonat yang banyak digunakan pada botol bayi.
Pada sebuah penelitian di Amerika 2008 silam, dilakukan uji coba pada tikus. Bahwa bila dipanaskan, Bisphenol-A dapat merusak sistem hormon menurunkan produksi sperma, dan mencetus kanker. Setelah pemberitaan tersebut, toko-toko ritel raksasa AS seperti Wal Mart dan Toys "R" Us, menarik dari pasaran secara bertahap botol susu yang mengandung BPA.
Padahal, di Indonesia sangat sulit didapat botol susu yang terbuat dari kaca. Hampir semua produsen botol susu memproduksi botol plastik. Termasuk ritel asing yang membuka cabangnya di Indonesia.
Yang benar
- Bulan Maret 2009, pemerintah AS resmi melarang penggunaan BPA karena membahayakan kesehatan.
- Tindakan menarik botol plastik dari pasaran AS, dilanjutkan. Kelompok pengusaha juga menghentikan pembuatan produk dengan BPA namun hanya untuk pemasaran dalam negeri. Artinya, produk plus BPA masih diekspor ke negara-negara lain.
Menyikapi. Tidak ada salahnya menghindari botol susu berbahan BPA-bertanda logo daur ulang, dengan angka 7 di tengah (plastik berbahan jenis 7 PC Polycarbonate), serta bertuliskan "other". Pilih botol plastik dengan syarat bahan:
- Plastik nomor 4-tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya dan tulisan LDPE-low density polyethylene, yakni plastik tipe cokelat yang dibuat dari minyak bumi. Plastik ini dapat didaur ulang dan memiliki resistensi baik terhadap reaksi kimia, karena tidak mudah bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas di dalamnya.
- Plastik nomor 5-tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya dan tulisan PP (Polipropilen). Jenis botol ini memiliki ketahanan baik terhadap lemak dan suhu tinggi sehingga baik untuk botol susu