Konstipasi atau sembelit merupakan salah satu gangguan yang kerap dialami bayi. Jangan khawatir, Anda bisa mengatasinya dengan baik. Cek dulu seperti apa ciri-cirinya, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya!
Ciri-ciri:
- Bayi dengan ASI ekslusif, umumnya pada bulan pertama bisa tidak BAB sampai 7-10 hari. Bila kondisi ini terjadi, tak perlu khawatir, karena perkembangan enzim laktase yang belum sempurna.
- Umumnya, BAB bayi seolah seperti diare, padahal memang begitu semestinya. Namun pada bulan berikutnya, ketika enzim tersebut sudah mampu bekerja lebih optimal, maka secara perlahan ASI-nya pun terserap lebih baik (frekuensi BAB berkurang, bisa 3 – 5 hari).
- Di masa MPASI, masalah sembelit kerap muncul, penyebab umumnya adalah masalah pada pola pemberian makanan tambahan, dan bisa juga karena peralihan dari asupan ASI ke susu formula.
Gejala:
- Bayi yang mendapat MPASI akan tampak sering mengejan dan frekuensi BAB-nya pun berkurang, normalnya 3 kali sehari sampai 3 hari sekali.
- Perhatikan bentuk atau konsistensinya, jika frekuensi BAB berkurang namun feses-nya lunak, maka tak apa-apa. Tapi, jika feses-nya keras, bahkan hingga tampak bercak darah karena peradangan anus, maka ia mengalami konstipasi.
Cara mengatasi:
- Pertama, lakukan evakuasi massa tinja (skibala). Telentangkan bayi lalu raba dan pijat bagian perutnya searah jarum jam, untuk membantunya mengeluarkan massa tinja.
- Anda boleh memberikan pencahar yang aman, seperti laktulosa dan solbitol, namun konsultasikan dulu dengan dokter. Jangan sembarangan, karena beberapa pencahar yang sifatnya stimulan hanya akan membuat bayi mulas berat tanpa BAB .
- Agar cepat normal, berikan terus cairan yang cukup dan makanan kaya serat seperti buah pepaya dan alpukat yang diencerkan.
- Bila konstipasi terjadi pada tahap ASI ekslusif, bunda juga perlu meningkatkan asupan air putih dan asupan makanan kaya serat agar bayi cepat menyerap protein atau sari maknana yang Anda konsumsi.
Berdasarkan laporan Kemenkes RI dan IDAI selama setahun ini, sebanyak 1,2 bayi baru lahir tercatat sudah mendapatkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). ... read more