Serba Serbi Ketuban yang Wajib Dibaca Setiap Ibu Hamil
Sepanjang kehamilan, janin tinggal dan tumbuh “mengambang’ di dalam kantung berisi cairan ketuban atau amnion. Cairan ketuban ini bagaikan sahabatnya yang menemani hari-hari, dan memberikan kebutuhan janin, seperti memungkinkan janin bebas bergerak dan melindungi jain dari benturan. Tapi jumlah dan kondisinya musti dicermati, sebab dapat menjadi indikasi adanya masalah pada janin maupun plasenta.
Apa saja kandungan di dalamnya?
Kira-kira dua minggu setelah pembuahan, barulah terbentuk cairan ketuban yang mengisi kantung ketuban. Cairan ini awalnya hanya air biasa, hingga setelah sepuluh minggu kemudian, menjadi kaya akan zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, fosfolipid, urea, dan elektrolit, untuk membantu pertumbuhan janin.
Seiring pertumbuhan janin, jumlah cairan ketuban juga meningkat. Menurut buku Sari Pediatri yang diterbitkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) volume cairan ketuban mencapai puncaknya pada usia kehamilan 34 minggu, yakni rata-rata 800 mililiter. Selama masa kehamilan, air ketuban ‘bersirkulasi’ dengan cara ditelan oleh janin saat menelan dan menghirup, lalu dikeluarkan kembali sebagai urin. Menurut dr. Nurwansyah. SpOG, volume air ketuban terus meningkat dan pada hari persalinan, sisa air ketuban bisa hingga mencapai 2000 mililiter.
Apa saja fungsi cairan ketuban?
1. Melindungi janin dari benturan atau sebagai ‘bantalan’ pelindung terhadap trauma atau gerakan mendadak dari luar.
2. Melindungi janin dari infeksi.
3. Sebagai jalan makan janin.
4. Membantu perkembangan paru-paru, tulang, otot, dan sistem pencernaan.
5. Menjaga suhu tubuh janin agar tetap hangat dan stabil.
6. Memberi pengalaman mencicipi rasa makanan pada janin. Menurut Jodi Greebel, ahli diet di layanan konseling gizi di Citrition, New York, AS, ketika ibu hamil mengonsumsi aneka jenis makanan, janin dapat ikut mencicipi rasanya lewat rasa air ketuban.