Anak Laki-Laki Juga Bisa Jadi Korban Kekerasan Seksual

 



Setiap anak berhak mendapatkan kebahagiaan dengan hidup dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Foto ilustrasi: Freepik 

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, terdapat 10.932 kasus kekerasan seksual pada anak pada tahun 2023.  Dan sekitar 33.2% persen korban dari 2278 kasus pelecehan seksual merupakan anak laki-laki berusia 6 hingga 12 tahun. Angka ini merupakan kelompok usia kedua tertinggi dalam kasus kekerasan seksual.
Sayangnya, kekerasan seksual pada anak laki-laki ini masih menjadi 'fenomena gunung es' karena stereotip maskulinitas di masyarakat yang membuat korban memilih bungkam. Padahal para korban juga mengalami trauma psikologis berat. 

“Salah satu data penelitian juga menyatakan laki-laki bisa jadi korban. Kalau laki-laki memang tidak berbekas, tidak terlihat, padahal mereka mengalami korban psikologis yang berat,” jelas Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes, Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI saat menjadi pembicara pada webinar dengan topik ‘‘Bagaimana Mengajarkan dan Melindungi Anak dari Kekerasan dan Pelecehan Seksual’. 

Masyarakat kerap menuntut anak laki-laki menjaga diri mereka sendiri. Menurut Jim Hopper, periset sekaligus anggota 1in6 (organisasi non-profit korban pelecehan seksual terhadap laki-laki) menyebut, anak laki-laki kerap malu menceritakan pengalaman buruknya karena takut dianggap ‘menyukainya’. Orang dewasa di sekitar juga meremehkan pengalaman anak. Hal ini membuat anak laki-laki sulit berterus terang dan harus menghadapinya sendiri. 

Jangan jadikan tabu!

Demi menyelamatkan anak-anak dari jeratan kekerasan seksual, Meita meminta seluruh orang tua agar tidak menganggap hal tersebut tabu. “Ada riset menunjukkan bahwa umumnya mereka (anak laki-laki) yang mengalami pelecehan seksual, merasa hal ini adalah hal yang tabu untuk dibicarakan,” tuturnya. 

Terpenting, ajarkan anak pendidikan seksual sedini mungkin. Bisa dimulai dengan mengajarkan jenis-jenis bagian tubuh saat anak saat mandi sejak dua tahun pertama usia anak. Ketika anak sudah paham, jelaskan juga bagian tubuh anak mana yang boleh disentuh/ dilihat dan yang tidak oleh orang lain. 

Jangan anggap remeh cerita anak. Walau pelaku adalah perempuan sebaya sekalipun, orang tua harus tetap tanggap karena pelaku kekerasan seksual bisa terjadi kapan pun dan oleh siapa saja. 

Kenali tanda-tandanya

Dampak dari kekerasan seksual pada anak laki-laki memang sama bahayanya dengan yang terjadi pada anak perempuan. Namun, anak laki-laki memiliki cara berbeda untuk menghadapinya dikarenakan stereotip gender yang tertanam pada mereka. Menurut organisasi Rape, Abuse & Incest National Network (RAINN) anak laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual akan lebih agresif, seperti menggunakan kata-kata kasar hingga tidak segan memarahi orang saat mandi atau berganti baju. 

Kenali ciri-ciri anak kena pelecehan seksual

Mulai dari,
  • Depresi dan sering cemas
  • Sulit tidur
  • Mimpi buruk
  • Perbedaan pada pola makan
  • Mengeluh sakit pada bagian intim saat ke kamar mandi
  • Takut pada orang atau tempat tertentu

Ketika anak laki-laki tidak ditangani dengan baik, mereka akan mencoba tindakan berisiko lainnya, seperti menggunakan obat-obatan terlarang, menyakiti diri sendiri, bahkan orang lain. 

Penulis: Ghina Athaya

Baca Juga:
Bebaskan Anak dari Kekerasan
Jangan Sampai Bayi Jadi Korban Kekerasan
Hindari Pemicu Kekerasan pada Anak
 

 


Topic

#kekerasanseksualanak #anaklakikorbanpelecehan #pelecehanseksualanak



Artikel Rekomendasi